Mohon tunggu...
zaenal budiyono
zaenal budiyono Mohon Tunggu... -

a political analyst and writer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menuju Indonesia Terhormat

17 Agustus 2010   12:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:57 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, hadirnya pemerintahan yang responsif, dekat dengan rakyat, dan bebas korupsi. Dengan pemerintahan yang berwatak demikian maka pembangunan akan berjalan sesuai rencana. Tidak ada lagi kebocoran dan praktek lainnya yang menyengsarakan rakyat.

Keenam, memiliki lingkungan yang baik. Dalam arti lingkungan yang terjaga keseimbangannya sehingga menunjang kesehatan masyarakat.

Ketujuh, kualitas pendidikan untuk generasi muda makin baik.

Kedelapan, pelayanan kesehatan makin baik.

Kesembilan, prestasi olah raga kita yang mampu bersaing di level regional maupun internasional. Citra bangsa bukan hanya melulu persoalan ekonomi. Olah raga juga menjadi wahana strategis untuk mendorong kehormatan bangsa.

Kesepuluh, negara terhormat dicirikan dengan peran aktifnya dalam pergaulan dunia.

Karya Besar
Pandangan Wickner, Miurin, dan SBY merupakan titik ideal yang harus kita tuju. Masalahnya, untuk menuju ke sana, dengan apa kita akan bergerak? Lalu seberapa cepat kita akan sampai? Jawabnya terletak pada daya saing bangsa kita serta mental untuk maju.

Pada konteks ini kita kenal apa yang dinamakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Dalam hal komparatif, bangsa Indonesia memiliki alam yang kaya dan iklim yang bersahabat. Bahkan, tongkat pun bisa jadi tanaman. Ironisnya, keunggulan ini justru membuat kita lalai sehingga tidak melakukan apa-apa (karya
besar) dalam waktu yang lama.

Sementara, untuk keunggulan kompetitif berupa potensi yang dapat dikembangkan. Kita juga kini tertinggal dengan negara lain. Produktivitas kita dan kualitas SDM menjadi prioritas utama selain penguasaan teknologi agar keunggulan kompetitif bisa cepat didorong.

Jepang adalah negara yang memiliki area (keunggulan komparatif) sangat terbatas. Sebagian besar daratannya 80 persen berupa pegunungan dan tidak menunjang untuk pertanian. Faktanya kini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana negara indisutri terapung terbesar dengan daya serap impor bahan baku dari segala penjuru. Sebaliknya, produk jadi mereka melesat tak terbendung ke pasar-pasar di segala penjuru bumi.

Swiss juga demikian. Negara ini tidak memiliki perkebunan coklat. Namun, dikenal sebagai pembuat coklat terbaik di dunia. Daratan Swiss hanya 11 persen yang bisa ditanami namun negara ini menjadi negara produsen makanan terbesar di dunia dengan perusahaan makanan multinasional dari Swiss, Nestle, adalah salah satu nama yang dikenal luas di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun