Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Guru - Kawula Alit

Guru matematika SMP di Banyuwangi, Jawa Timur. Sedang masa belajar menulis. Menulis apa saja. Apa saja ditulis. Siap menerima kritikan. Email: zaenal.math@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor

Ada "Kontol" di Pesantren

28 Juli 2020   03:50 Diperbarui: 28 Juli 2020   05:56 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tribunnews.com

Tahun 90-an, di Banyuwangi wilayah selatan, mashur "orang pintar" bernama Mbah Mad Ali. Perilaku beliau tidak seperti orang kebanyakan. Kemana-mana bersarung tanpa baju, paling banter pakai kaos singlet. Pergi kemanapun naik becak sambil membawa burung dalam sangkar. Terkadang sangkarnya saja.

Kebanyakan orang menyebutnya wali jadzab atau majdzub. Sering dimintai barokah doa. Ada juga yang menyebut sinteng atau kurang waras.

Suatu hari beliau datang ke pesantren. Nimbrung dengan para santri di teras.

Beliau mengajak main tebak-tebakan.

"Tuhan iki pira?" Tanya beliau pada anak-anak santri.

"Setunggaaal!" Jawab santri kompak.

"Eee, Kang Amin. Tuhan-mu pira?" Tanya Mbah Mad Ali pada Amin.

"Ya setunggal Mbah." Jawab Amin mantap.

"Lha, Tuhan-mu pira Kang Lukman?" Mbah Mad Ali bertanya pada Lukman.

"Ya mesti setunggal tho Mbah." Jawab Kang Lukman.

"Awakmu Kang Zaenal, Tuhan-mu pira?" Balik bertanya padaku.

"Nggih setunggal Mbah." Jawabku tanpa ragu.

"Lho, mau jare Tuhan iku siji. Kok Tuhane Kang Amin siji, Tuhane Kang Lukman siji, Tuhane Kang Zaenal siji. Siji, siji, siji, berarti pira? Terus Tuhan-ku endi?." Celetuk Mbah Mad Ali.

Para santri terbengong, ??? . . . . Tidak menyangka perkataan Mbah Mad Ali sedalam itu.

Tiba-tiba Mbah Mad Ali mengambil kapur tulis. Menuliskan, huruf membentuk kata, "Kontol" di papan.

Melihat tulisan itu, para santri tertawa terbahak-bahak.

Mbah Mad Ali menyuruh santri membaca tulisan tersebut. Semuanya geleng-geleng kepala. Tidak mau membaca, malah tertawa, malu, dan geser menjauh.

Setelah para santri terkekeh agak lama. Tidak ada yang mau membaca tulisan. Mbah Mad Ali angkat bicara, "Sampean weruh manuk neng sawah? Sing warnane putih."

Para santri ada yang geleng kepala, ada juga yang mengangguk.

"Manuk apa jenenge?" Tanya Mbah Mad Ali.

"Burung bangau Mbah." Jawab Kang Lukman.

"Burung bangau bahasa Jawa-ne apa?" Mbah Mad Ali melanjutkan pertanyaannya.

"Kontooll Mbah." Jawab santri serentak. 

Mereka pun tertawa bersama-sama. Kelihatan mana yang gila dan mana yang waras. Wkwkwk . . . . 

Manuk kontol dalam bahasa Indonesia "Burung Kuntul". O dibunyikan seperti bunyi "O" di kata "porno". Melafalkannya tidak seperti bunyi "O" pada kata "cidro". Maknanya jadi beda yaitu alat vital/ kelamin laki-laki.

Perlu berhati-hati menggunakan kata itu. Terkesan tidak sopan. Atau dinilai berkata kotor. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun