Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Guru - Kawula Alit

Guru matematika SMP di Banyuwangi, Jawa Timur. Sedang masa belajar menulis. Menulis apa saja. Apa saja ditulis. Siap menerima kritikan. Email: zaenal.math@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kiai Tempe

26 Juli 2020   21:50 Diperbarui: 26 Juli 2020   22:39 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak dan Ibu. Sumber foto: koleksi keluarga

"Gak usah. Awakmu turu ae. Sesuk tangi isuk neng tegalan." Beliau menolak halus niatku.

"Sak estu Pak. Kulo pingin ngrencangi." Aku berusaha memaksa.

"Gak usah Le. Iki ngono tak gawe tirakat. Ben aku gak turu sore." Bapak menjelaskan alasan sesungguhnya.

Akupun berbalik arah. Di pikiranku bergelayut banyak pertanyaan.

"Tirakat?"

"Ben gak turu sore?"

"Jam 02:00 masih sore?"

Apa ini bagian dari usaha Bapak untuk qiyamul lail.

Beliau pernah bercerita tentang seorang ulama. Demi usaha agar tidak tidur di sepertiga malam terakhir, Sang Ulama menyebar segenggam biji jagung di halaman.

Sambil mencari biji jagung satu persatu, Ulama tersebut melafalkan zikir. Masya Allah, begitu kuat usaha Ulama Salaf mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Semoga kita mendapat berkah mereka, amin. (*)

Catatan: Harapan terbersit, semoga ada hikmah dapat diambil. Jika ada yang salah dengan konten tulisan, mohon pihak keluarga dan alumni memberikan masukan. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun