"Gak usah. Awakmu turu ae. Sesuk tangi isuk neng tegalan." Beliau menolak halus niatku.
"Sak estu Pak. Kulo pingin ngrencangi." Aku berusaha memaksa.
"Gak usah Le. Iki ngono tak gawe tirakat. Ben aku gak turu sore." Bapak menjelaskan alasan sesungguhnya.
Akupun berbalik arah. Di pikiranku bergelayut banyak pertanyaan.
"Tirakat?"
"Ben gak turu sore?"
"Jam 02:00 masih sore?"
Apa ini bagian dari usaha Bapak untuk qiyamul lail.
Beliau pernah bercerita tentang seorang ulama. Demi usaha agar tidak tidur di sepertiga malam terakhir, Sang Ulama menyebar segenggam biji jagung di halaman.
Sambil mencari biji jagung satu persatu, Ulama tersebut melafalkan zikir. Masya Allah, begitu kuat usaha Ulama Salaf mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Semoga kita mendapat berkah mereka, amin. (*)
Catatan: Harapan terbersit, semoga ada hikmah dapat diambil. Jika ada yang salah dengan konten tulisan, mohon pihak keluarga dan alumni memberikan masukan. Terima kasih.