Mohon tunggu...
Duta Pendidikan Inovatif
Duta Pendidikan Inovatif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penyiar dan Penulis

Seorang Staf Pendidikan di Yayasan Al-Bahjah Cirebon yang ingin berteman dan saling silaturahmi dengan Anda. Hobi nyimak dr. Fahrudin faiz dan Rocky gerung. Suka topik filsafat, psikologis, pendidikan, sosial, politik, dan pengembangan diri. Menjadi Duta Pendidikan kekinian yang inspiratif dan inovatif dari berbagai perspektif, melalui catatan digital tentang masa depan pembelajaran dan untuk Tujuan Pembangunan Sosial Berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Wamenkominfo RI Dukung Penggunaan AI, Indonesia Buat Versi Lokal

19 Desember 2023   10:04 Diperbarui: 19 Desember 2023   10:06 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman akan etika penggunaan AI juga perlu ditingkatkan, agar teknologi ini dapat memberikan manfaat maksimal tanpa merugikan nilai-nilai moral dan sosial.

Pentingnya Responsibilitas dalam Penggunaan AI

Dalam menghadapi era transformasi digital, kesadaran akan tanggung jawab dalam pengembangan dan penggunaan AI menjadi sangat penting. Responsibilitas ini mencakup aspek-aspek seperti keamanan, privasi, dan dampak sosial. 

Pengembang dan pengguna teknologi AI perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa perkembangan ini mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan langkah-langkah yang hati-hati dan kesadaran etis yang kuat, teknologi AI dapat menjadi alat yang efektif dalam mencapai kemajuan dan inovasi di berbagai sektor. 

Sebagai negara yang berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan yang responsif, etis, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Dukungan Pemerintah Indonesia Terhadap Kecerdasan Buatan (AI) Membuka Diskusi Etika Konsumen: Pilihan Antara Produk Lokal dan Dampak Lingkungan

Dalam konteks dukungan pemerintah terhadap kecerdasan buatan (AI), muncul pertanyaan menarik seputar preferensi konsumen, terutama dalam hal pilihan antara pakaian mahal buatan perajin lokal atau pakaian murah yang diproduksi oleh pabrik dengan risiko limbah tercemar berbahaya.

Studi menunjukkan bahwa anak muda cenderung memilih produk yang memiliki "value," sebuah konsep yang melibatkan aspek kualitas, keberlanjutan, dan dampak sosial. Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana hal ini berkaitan dengan pilihan konsumen terhadap pakaian atau barang lainnya?

Pertimbangan Konsumen terhadap Produk Ramah Lingkungan: Apa yang Pernah Dibeli?

Beberapa konsumen, yang peduli akan dampak lingkungan, mungkin telah memilih untuk membeli pakaian atau barang lain yang ramah lingkungan. 

Misalnya, mereka mungkin memilih pakaian yang diproduksi secara lokal oleh perajin dengan praktik yang berkelanjutan. 

Pertimbangan ini mungkin melibatkan aspek seperti bahan yang digunakan, proses produksi yang ramah lingkungan, dan keberlanjutan dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun