Udah jelas, kan, Ustadz Adi Hidayat dan Buya Yahya punya panggung sendiri dalam wacana Pilpres. Tapi, apa sih pengaruh ulama buat kita, masyarakat Indonesia?
Pertama, bayangin deh, zaman dulu, ulama itu bukan cuma jadi guru agama aja. Mereka tuh kayak pemimpin spiritual, yang punya pengaruh besar dalam membangun karakter dan moral masyarakat. Gimana mereka bisa jadi panutan?
Jadi, pas zaman kemerdekaan, banyak ulama yang terlibat aktif dalam perjuangan. Mereka bukan cuma ngajar agama di masjid atau pesantren, tapi juga ikut andil nyemangatin rakyat. Banyak yang jadi pionir pembangunan masyarakat, nih.
Kalo kamu tahu, misalnya, ulama-ulama seperti KH Hasyim Asy'ari atau KH Ahmad Dahlan, mereka gak cuma punya tugas sebagai guru agama, tapi juga berperan besar dalam merintis pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Lalu, dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, ulama jadi makin dekat sama kita, kan? Gak cuma di masjid atau pesantren, tapi juga di YouTube atau platform digital lainnya.
Contoh jelasnya Ustadz Adi Hidayat, yang pesan damai dan cinta kasihnya bisa nyampe ke banyak orang lewat video di internet. Kayaknya, ini jadi bukti bahwa ulama bisa jadi pengaruh positif di tengah arus informasi digital.
Terus, di tengah situasi politik yang gini, Ustadz Adi Hidayat dan Buya Yahya punya peran nyata, lho. Mereka tuh bisa bikin suasana lebih kondusif dengan menegaskan pentingnya damai dan adil dalam Pilpres.
Masyarakat jadi punya panutan yang bilang, "Eh, harusnya kita nyoblos dengan pikiran yang tenang dan rasional, jangan terprovokasi!"
Pengaruh ulama di masyarakat Indonesia juga terasa di kehidupan sehari-hari. Mereka bisa menjadi penengah dalam konflik, memberikan solusi moral dalam masalah, dan mendidik umatnya untuk hidup rukun.
Jadi, bisa dibilang, ulama ini bukan cuma jadi pemuka agama, tapi juga guardian nilai-nilai kebaikan dan persatuan.
Wah, kopi kita makin seru nih! Sekarang, kita ganti topik lagi, ya.Â