Orang yang terbiasa hidup dalam kemewahan sering kali cenderung menghindari masalah yang lebih rumit. Mereka lebih memilih solusi instan dan cepat, dan kadang memilih penyalahgunaan narkoba sebagai cara untuk mendapatkan kenikmatan atau euforia sekejap.
- Lingkungan Sosial
- Rasa penasaran: Remaja sering kali merasa ingin tahu dan penasaran, yang mendorong mereka untuk mencoba hal-hal baru, termasuk narkoba, psikotropika, atau minuman keras.
- Adanya Kesempatan: Anak-anak yang orang tuanya sibuk atau kurang perhatian mungkin lebih rentan terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba karena kurangnya pengawasan dan kasih sayang.
- Sarana dan Prasarana: Ketika orang tua memberikan fasilitas atau uang berlebih tanpa pengawasan yang tepat, ini bisa menjadi pemicu bagi anak untuk membeli narkoba demi memenuhi rasa ingin tahu mereka.
Beberapa dampak fisik dari penyalahgunaan narkoba meliputi gangguan pada sistem saraf, seperti kejang, halusinasi, dan gangguan kesadaran; kerusakan jantung dan pembuluh darah, yang bisa menyebabkan infeksi otot jantung atau gangguan peredaran darah; masalah kulit, seperti bekas suntikan dan alergi; gangguan paru-paru, yang menyebabkan kesulitan bernapas dan infeksi; serta peningkatan risiko tertular HIV/AIDS akibat berbagi jarum suntik.
Selain efek fisik, narkoba juga berdampak buruk pada kondisi psikologis pengguna. Pengguna sering mengalami gangguan pemikiran, kecemasan, dan ketergantungan, di mana tubuh memerlukan dosis tertentu untuk merasakan efek yang diinginkan.
Untuk menghindari penyalahgunaan narkoba, solusi bagi pelajar adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, terlibat dalam aktivitas positif, dan bergaul dengan orang-orang yang memberi pengaruh baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H