Mohon tunggu...
zabidi zay lawanglangit
zabidi zay lawanglangit Mohon Tunggu... -

director & writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rahasia Besar Apa yang Kau Simpan?

28 Juli 2017   22:25 Diperbarui: 28 Juli 2017   22:31 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melihatmu berjalan pelahan

Memanjat tangga menuju awan

Di atas langit seperti berongga: memancarkan cahaya

Putih dari kubah hitam kebiruan yang membentang

 

Rahasia besar apa yang kau simpan di kepala?

Tak ada suara. Hanya sunyi, angin, kabut dan dingin

Meski burung-burung masih beterbangan dalam diam

Burung yang tampak seperti titik hitam berbaris di kejauhan

 

Ada yang memandangmu

Jutaan pasang mata

Yang segera bergerak mengikutimu

 

: Menembus langit?

 

2016

 ak Ada Lagi yang Kau Punya

 

Barangkali engkau pohon yang teramat letih

Daun-daun di kepalamu telah rontok

Dan di senja sore tadi selembar daun terakhir

terlepas dari genggaman tangan ranting

 

Senja tak lagi menyimpan warna lembayung

Hanya putih dan hitam

Serupa kabut yang membungkus malam

Sementara tanah di tempatmu berpijak

Telah mengering dan retak

 

Tak ada lagi yang kau punya

Kecuali sebuah bangku kayu

Berwarna merah jingga

Di mana kau ingin sekali

Duduk dan bersandar di sana

: Sekali saja

2016

 

Batas Sepi

Ia ingin berhenti di batas sepi -- di akhir mimpi

Sambil menatap riuh dan gemuruh di kejauhan

Ada yang akan datang menjemput, katanya

Sebuah bayangan yang kelak disebutnya sebagai ibu

Ia merasakan sentuhan lembut hangat

Seperti hembusan tangan angin di punggung badan

Ada yang menariknya berkali kali

Agar berlari mengikuti arah nyanyian

Meski ada yang membisikanya agar tetap diam

Ia merasakan tangan-tangan dalam tubuhnya saling tarik

Ada yang mengajaknya berlari

Ada yang menahannya di batas sepi

2016

#sajak-sajak ini telah dipublikasikan di litera.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun