Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Humor dalam Tradisi Sejarah Islam

25 Februari 2024   09:07 Diperbarui: 25 Februari 2024   09:38 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Komedi. Sumber Foto Topik Pilihan Kompasiana.

Suatu saat Nabi Muhammad SAW buka puasa menikmati kurma bersama sahabat. Diantaranya ada Sayyidina Ali ra. Namanya juga buka puasa, tentu lahap. Tapi sudah maklum, Nabi SAW paling menghindari makan terlalu banyak.

Ali ra sangat tahu kebiasaan Nabi SAW tersebut. Lalu timbul pikiran iseng. Bagaimana andai Kanjeng Nabi digambarkan sebagai sosok yang makan berlebihan. Bertolak belakang dengan prinsip yang selama ini di pegang beliau.

Anda tahu, kebiasaan ketika itu adalah meletakkan sampah yang berupa biji kurma didepan masing-masing. Maka dapat diketahui siapa yang makan paling banyak. Dengan cara melihat tumpukan biji kurma.

Dari situlah Ali beraksi. Diam-diam biji kurma di depan dirinya di geser ke depan Nabi SAW. Akibatnya, setelah buka puasa terlihat tumpukan biji kurma milik Nabi SAW melampaui jumlah milik para sahabat yang lain. Menandakan bahwa Nabi-lah yang dahar paling banyak.

Sambil tersenyum dan melirik tumpukan biji kurma didepan Nabi, Ali ra lalu berseloroh. “Wahai Nabi SAW, apakah engkau begitu sangat lapar, hingga begitu banyak kurma yang engkau habiskan..?”.

Nabi Muhamad SAW tentu agak terkejut. Lha wong makan banyak bukan tipe beliau. Kok tiba-tiba sampah biji kurmanya menumpuk melebihi milik sahabat. Tapi beliau Nabi SAW tak marah atas ulah Ali ra. Malah tersenyum

Lalu secara diam-diam merancang “serangan balik” buat Ali ra. Nabi SAW tengok biji kurma milik Ali. Kelihatan sampai ludes tak tersisa. Di pindah semuanya ke depan beliau. Lalu beliaupun membalas pertanyaan Ali ra.

Kata Nabi SAW, “Bukannya engkau yang sebenarnya terlalu lapar wahai Ali. Lihat di depanmu tak tersisa satupun biji kurma. Saking laparnya, rupanya engkau tak hanya makan dagingnya. Tapi sekaligus juga dengan biji-bijinya”.. Geerrr.., para sahabat tertawa mendengar balasan Nabi.. (Hadits Riwayat Bukhari)

Ya begitulah para pembaca sekalian. Suasana kehidupan sosial jaman Nabi SAW amat beragam. Tidak seperti gambaran sebagian para penceramah selama ini. Bahwa jaman Nabi senantiasa dipenuhi oleh doktrin dan perang.

Sebaliknya, di sela-sela berkumpul dengan para sahabat, ditengah kesibukan menjalankan tugas sebagai pemimpin umat muslim ketika itu, Nabi justru menampilkan sosok yang humble dan terbuka. Lebih dari itu, membiarkan para sahabat bertingkah humor atau lucu semacam prank Ali ra tadi.

Maka itu, berkaca pada sikap toleransi Nabi Muhammad SAW, kita umat muslim sebaiknya menjadikan humor sebagai bagian tak terpisahkan dari interaksi sosial sehari-hari dimana kita hidup.

Dan yang begitu itu, sebenarnya sudah lama berjalan di lingkungan warga NU pada umumnya dan dikalangan para santri khususnya. Coba amati, pada setiap kegiatan kumpul-kumpul kaum nadhliyin dan santri pasti di warnai gelak tawa.

Itu artinya, humor di anggap penting. Menyimak hasil penelitian oleh Psychological Association Amerika (2019) ditemukan fakta. Bahwa humor dapat membantu memperbaiki mood, mengurangi kecemasan, menaikkan rasa bahagia dan kepuasan.

Dan ternyata, di lingkungan sosial islam soal pentingnya humor tak perlu dipertanyakan lagi. Ini terungkap dari sejarah perjalanan hidup dan tradisi yang di lakoni oleh Nabi Muhammad SAW. Dan di Indonesia pada masa sekarang, terpatri dari kebiasan warga NU dan santri.

Anda tahu Gus Baha atau KH. Bahauddin Nursalim..? Itu loh tokoh muda NU, santri KH. Maimun Zubeir, seorang ulama yang alim allamah. Juga hafal quran, yang menurut saya  layak di sebut mufassir abad ini, merupakan salah satu contoh.

Pada setiap ceramah beliau yang mencerahkan senantiasa di selingi humor menyegarkan. Hingga meskipun materi ceramah yang dibawakan cukup berat, tetap terasa ringan saat di terima oleh para audien

Kini muncul ide untuk penetapan hari komedi. Menurut saya, ini ide layak di dorong. Demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang penuh humor dan riang gembira. Meskipun sedang berada di tengah-tengah situasi panas macam pemilu yang baru saja usai.

Bahkan kalau perlu, pemerintah manjadi fasilitator. Endorse itu beragam kegiatan stand up komedi yang di laksanakan oleh beberapa kalangan non formal. Kalau perlu, sekalian di support dukungan anggaran.

Kembali ke tradisi humor jaman islam awal. Ini ada pengalaman menggelikan yang juga menimpa Nabi Muhammad SAW. Adalah seorang sahabat bernama Nu’aiman. Ini sahabat terkenal agak tengil. Tapi Nabi SAW suka pada Nu’aiman.

Suatu ketika, Nabi SAW dan beberapa sahabat sedang duduk-duduk di satu tempat. Tiba-tiba Nu’aiman datang membagikan beberapa makanan. Nabi dan sahabatpun senang. Dari tadi cuma bicara saja, kini ada sesuatu yang bisa di nikmati. Nu’aiman juga makan bareng.

Habis makanan disantap, lalu Nu’aiman pergi. Dilalah tak berapa lama Nu’aiman datang lagi. Kali ini muncul bersama seseorang. Nabi dan sahabat heran. Ada apa ini Nu’aiman kok bolak-balik datang pergi tanpa pamit.

Tanpa basa-basi, sekonyong-konyong Nu’aiman berkata. “Wahai Rosulullah, ini penjual makanan yang tadi di nikmati bersama. Sekarang anda yang harus membayar. Masak rakyat seperti saya harus mentraktir seorang pemimpin umat”.

Melihat itu, Nabi dan sahabat agak bingung. Tapi sejurus kemudian tertawa memaklumi tingkah Nu’aiman. Akhirnya, Nabi SAW mengajak para sahabat yang lain untuk patungan membayar makanan yang dibawa Nu’aiman. Ada-ada saja Nu’aiman ini. Heheeeee….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun