Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Rasio Lulusan S2 S3 Rendah?

18 Januari 2024   07:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   01:06 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beasiswa S1-S3 ke luar negeri.(PEXELS/STANLEY MORALES)

Pertanyaan ini penting diajukan sebagai pedoman bagi penentu kebijakan, andai ingin mendongkrak jumlah lulusan S2 S3.

Secara garis besar, kelompok tersebut saya identifikasi menjadi dua golongan besar. Pertama, adalah mereka yang memendam idealisme tinggi. Kedua, mereka yang memiliki kebutuhan pragmatis.

Yang idealisme tinggi. Di kelompok ini, mencari ilmu merupakan kegiatan yang “menyenangkan”. Apapun profesinya, mereka akan terus belajar. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW, “mencari ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahad”.

Secara kuantitas, saya perkirakan kuat kelompok tersebut jumlahnya sangat minim. Tapi tak perlu saya urai lebih lanjut. Mengapa, karena tanpa lahir tulisan inipun, mereka tak enggan masuk S2 S3.

Naah, di kelompok pragmatis itu nampaknya yang perlu di diskusikan lebih lanjut. Sebab, butuh penanganan serius dari pelbagai pihak. Terutama dukungan kebijakan dari pemerintah dan kemauan baik pihak swasta.

Mengapa? Karena dua pihak itulah yang saya lihat amat basar pengaruhnya terhadap kuantitas, dan kalau bisa nanti juga kualitas, jumlah lulusan S2 dan S3. Pemerintah dan swasta punya peran sangat urgen.

Memang benar, selama ini pemerintah dan swasta sudah berupaya menarik minat para lulusan S1, agar meneruskan ke jenjang S2 S3. Pemerintah lewat program rutin tahunan di APBN dan swasta melalui CSR. Keduanya berupa beasiswa dan tugas belajar.

Namun cuma itu saja tentu belum cukup. Perlu terobosan lain agar semangat untuk ikut S2 S3 tidak hanya di dorong oleh keinginan dapat beasiswa dan tugas belajar. Faktor mental yang melingkup mereka juga harus disentuh.

Ironisnya, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan beberapa keputusan pihak swasta kadang malah mematikan semangat untuk masuk S2 S3. Setidaknya, itu terlihat dari konsep jenjang karir yang ada di kedua belah pihak tersebut.

Di pemerintah, untuk dapat meningkatkan posisi atau jabatan, jenjang ijazah menjadi ukuran prioritas. Semisal adanya ketentuan, bahwa PNS golongan III dapat di isi oleh lulusan S1, S2 dan S3.

Akibatnya, mereka yang lama berkarir jadi PNS, terlebih yang gajinya lumayan dapat meningkatkan gengsi, bersikap paripurna. Hidup telahh sempurna. Adik-adik yang sudah lulus S1, saya kira juga akan perpikiran sama dengan para seniornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun