Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Peringatan Khaul Ke-14: Gus Dur, Tiga Kandidat Pilpres dan Harapan

30 Desember 2023   08:13 Diperbarui: 1 Januari 2024   07:31 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sumber Foto Kompas.com/Wikipedia.

Tanggal 30 Desember 2009, atau 14 tahun lalu, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dunia. Kepergian beliau menyisakan banyak hikmah. Terutama dibidang kemanusiaan.

Meski begitu, jasa Gus Dur di dunia politik juga tak kalah besar, terutama dikalangan warga NU. Berkat Gus Dur, pandangan tentang politik lambat laun bergeser. Dari bidang yang awalnya dianggap utama, pindah ke obyek yang cuma sebagai alat.

Saya kira, sukses Gus Dur menggeser paradigma politik tersebut perlu dijadikan dasar. Harus menjadi titik mula kita dalam memandang dunia politik. Bagi siapapun. Baik para pemilih, dan terlebih politisi serta pengamat.

Apalagi pada masa sekarang. Di mana sebentar lagi kita akan menghadapi pemilu legislatif atau pileg dan pemilu presiden atau pilpres. Jangan sampai pemilu ini menjadi faktor rusaknya hubungan berbangsa dan bernegara. Cuma gara-gara pandangan politik kita tidak seperti Gus Dur misalnya.

Di banding pileg, dari segi peluang pilpres nampaknya menyimpan potensi gesekan lebih keras di tengah masyarakat. Mengapa, mungkin karena yang akan dipilih tidak sebanyak anggota legislatif.

Lalu dari segi pengelompokan partai politik, pilpres cenderung menyeret aspirasi menjadi lebih cair. Banyak pemilih yang memberikan elektoral pada kandidat pilpres tidak didasarkan kepada partai pengusung. Tapi kepada figur.

Pilpres 2024 mendatang akan diikuti oleh tiga pasang kandidat. Sesuai nomor urut, ketiganya adalah Anis Baswedan-Muhaimain Iskandar atau Amin, kemudian Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau PSG dan terakhir Ganjar Pranowo-Mahfud MD atau Gama.

Sudah maklum, bahwa salah satu dari masing-masing tiga pasang kandidat tersebut memiliki keterkaitan dengan Gus Dur. Bahkan secara langsung, bukan cuma sekadar disangkutpautkan. Jadi, keterkaitan mereka bukan “kaleng-kaleng”…

Pertama pasangan Amin. Disini, yang terkait dengan Gus Dur adalah sang cawapres bernama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Anda tahu, tiap mendengar sebutan Cak imin, nama Gus Dur selalu diikutsertakan.

Sayangnya, bukan dalam konteks yang positif. Tapi negatif. Ya benar, dalam meraih posisi sebagai Ketua Umum PKB dan membuka peluang jadi cawapres, Cak Imin dianggap melakukan kudeta terhadap Gus Dur.

Kedua PSG. Di pasangan ini, yang memiliki hubungan dengan Gus Dur adalah sang capres Prabowo Subianto. Beda dibanding Cak Imin, kaitan Prabowo dengan Gus Dur ada dalam koridor yang positif. Bahkan sangat positif.

Sudah jamak diketahui banyak orang, oleh Gus Dur, Pak Prabowo disebut sebagai orang yang paling ikhlas. Entah apa maksud Gus Dur. Tapi yang jelas, penilaian beliau kepada Prabowo tersebut tentu jadi modal meraih elektoral.

Ketiga Gama. Di pasangan terakhir ini yang ada hubungan dengan Gus Dur tak lain tak bukan adalah sang cawapres Mahfud MD. Sama dengan Prabowo Subianto, keterkaitan Pak Mahfudz dengan Gus Dur bernilai positif.

Pak Mahfud dianggap sebagai murid Gus Dur. Bahkan di sebagian kalangan hingga menyebut Pak Mahfud sebenarnya adalah anak ideologis Gus Dur, bukan cuma sebatas murid. Lagi-lagi, ini adalah modal bagi Gama buat merebut hati pemilih.

Lalu hikmah apa yang bisa kita petik dari fakta-fakta di atas..? 

Dalam hal hubungan dengan Gus Dur, Cak Imin memang agak kurang beruntung dibanding Prabowo dan Mahfud. Meski begitu, fenomena Cak Imin masih menyimpan fakta positif. Apa itu..?

Di kasus Cak Imin, Gus Dur memberi pelajaran amat berharga tentang taat konstitusi dan kesetiaan. Ternyata, meski di kudeta Gus Dur tak melawan pakai kekerasan fisik.

Dan Anda tahu, hingga akhir hayat, beliau enggan mendirikan partai baru seperti Amien Rais misalnya. Meskipun, bisa jadi Gus Dur tak memilih PKB Cak Imin saat pemilu.

Soal penilaian positif Gus Dur buat Prabowo. Siapa tak kenal Prabowo, seorang mantu presiden zaman Orde Baru bernama Soeharto. Dan yang paling terngiang ditelinga, Prabowo adalah mantan Danjen Kopassus yang dianggap terlibat kasus penculikan aktivis.

Tapi apa yang terjadi..? Di tengah hujatan tak kenal henti, Gus Dur justru menyampaikan pujian sebagai orang paling ikhlas kepada Prabowo.

Artinya apa..? Gus Dur hendak menyampaikan pesan. Bahwa sejelek-jeleknya seseorang, pasti ada nilai baik yang masih tertanam di dalam diri manusia.

Tentang keterkaitan Pak Mahfud dengan Gus Dur. Ada dua hal yang bisa kita jadikan perlajaran. Pertama, bahwa untuk menjadi identik dengan seseorang, tak perlu harus menjadi anak keturunan.

Kedua, bahwa seorang murid wajib meniru sifat dan memegang teguh prinsip guru. Anda tahu, Pak Mahfud masuk di dua ketegori itu. Meski bukan anak turun secara biologis, Pak Mahfud banyak mewarisi prinsip-prinsip Gus Dur.

Cak Imin, Prabowo, dan Pak Mahfud bersama pasangan masing-masing sudah secara resmi dan sah akan bertarung di pilpres 2024. Dan sekarang, para pendukung mereka lagi getol-getolnya mengupayakan kemenangan.

Sekali lagi, terjadinya gesekan pasti tak terhindarkan. Terutama massa pendukung PSG dan Gama. Mengingat hubungan ketiganya, perlukah kita berharap pertolongan Gus Dur agar pilpres tidak membawa kerusakan..?

Bagi saya sangat perlu. Dengan kata lain, adanya “campur tangan” Gus Dur saat perhelatan pilpres 2024 tetap dibutuhkan. Pertanyaanya kemudian, apakah bisa itu terjadi, mengingat beliau sudah 14 tahun lamanya meninggal dunia..?

Dalam keyakinan saya, dan juga sebagian besar warga NU, meski berada dialam ruh Gus Dur masih bisa “menolong” bangsa Indonesia agar pilpres 2024 berjalan kondusif. Baik disaat pencoblosan, maupun pasca pilpres.

Memang benar ada sebuah hadits yang menggambarkan, bahwa setelah meninggal dunia seorang manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah tidak berdaya. Yang bisa diandalkan cuma kebajikan.

Haditsnya berbunyi demikian, “Bila meninggal anak Adam, maka terputuslah amal darinya, kecuali tiga perkara. Yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang senantiasa membacakan doa untuk dirinya” (Hadits Riwayat Muslim).

Kalau ditelisik lebih dalam, hadits tersebut terarah kepada personal yang meninggal. Artinya, seorang manusia yang tinggal dialam kubur tidak mungkin lagi bisa berbuat apa-apa buat diri sendiri.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kalau yang meninggal itu berbuat sesuatu bagi orang yang masih hidup didunia.., misal dengan cara mendoakan kebaikan terhadap manusia lain yang belum meninggal..?

Itu tidak mustahil dapat terjadi. Mengapa, karena ada sebuah hadits Nabi yang memberi peluang bagi penghuni alam kubur untuk memberi kebaikan bagi saudara, kerabat dan rekan-rekannya yang masih hidup didunia dalam bentuk doa.

Bunyi haditsnya demikian, “Sungguh amal kalian yang hidup diberitahukan kepada kerabat dan kawan yang meninggal. Kalau baik, yang meninggal akan bahagia. Tapi kalau kurang baik, yang meninggal akan berdoa : “Ya Allah, jangan matikan mereka sebelum Engkau beri hidayah seperti hidayah Engkau kepada Kami” (HR. Ahmad).

Gus Dur telah wafat bertahun-tahun lalu. Beliau sudah tenang di alam kubur. Tidak lagi di pusingkan oleh hiruk pikuk pertarungan rebutan suara antara ponakannya Cak Imin, Yang Paling Ikhlas Prabowo dan Sang Murid beliau Mahfud MD.

Tapi tak ada salahnya, berdasar Hadits HR Ahmad, dalam peringatan khaul ke-14 kali ini, kita yang masih hidup berharap Gus Dur bersedia mendoakan bangsa Indonesia. Terutama agar perhelatan pilpres 2024 bisa membawa kebaikan. Alfatihah buat beliau…….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun