Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Peringatan Khaul Ke-14: Gus Dur, Tiga Kandidat Pilpres dan Harapan

30 Desember 2023   08:13 Diperbarui: 1 Januari 2024   07:31 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang keterkaitan Pak Mahfud dengan Gus Dur. Ada dua hal yang bisa kita jadikan perlajaran. Pertama, bahwa untuk menjadi identik dengan seseorang, tak perlu harus menjadi anak keturunan.

Kedua, bahwa seorang murid wajib meniru sifat dan memegang teguh prinsip guru. Anda tahu, Pak Mahfud masuk di dua ketegori itu. Meski bukan anak turun secara biologis, Pak Mahfud banyak mewarisi prinsip-prinsip Gus Dur.

Cak Imin, Prabowo, dan Pak Mahfud bersama pasangan masing-masing sudah secara resmi dan sah akan bertarung di pilpres 2024. Dan sekarang, para pendukung mereka lagi getol-getolnya mengupayakan kemenangan.

Sekali lagi, terjadinya gesekan pasti tak terhindarkan. Terutama massa pendukung PSG dan Gama. Mengingat hubungan ketiganya, perlukah kita berharap pertolongan Gus Dur agar pilpres tidak membawa kerusakan..?

Bagi saya sangat perlu. Dengan kata lain, adanya “campur tangan” Gus Dur saat perhelatan pilpres 2024 tetap dibutuhkan. Pertanyaanya kemudian, apakah bisa itu terjadi, mengingat beliau sudah 14 tahun lamanya meninggal dunia..?

Dalam keyakinan saya, dan juga sebagian besar warga NU, meski berada dialam ruh Gus Dur masih bisa “menolong” bangsa Indonesia agar pilpres 2024 berjalan kondusif. Baik disaat pencoblosan, maupun pasca pilpres.

Memang benar ada sebuah hadits yang menggambarkan, bahwa setelah meninggal dunia seorang manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah tidak berdaya. Yang bisa diandalkan cuma kebajikan.

Haditsnya berbunyi demikian, “Bila meninggal anak Adam, maka terputuslah amal darinya, kecuali tiga perkara. Yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang senantiasa membacakan doa untuk dirinya” (Hadits Riwayat Muslim).

Kalau ditelisik lebih dalam, hadits tersebut terarah kepada personal yang meninggal. Artinya, seorang manusia yang tinggal dialam kubur tidak mungkin lagi bisa berbuat apa-apa buat diri sendiri.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kalau yang meninggal itu berbuat sesuatu bagi orang yang masih hidup didunia.., misal dengan cara mendoakan kebaikan terhadap manusia lain yang belum meninggal..?

Itu tidak mustahil dapat terjadi. Mengapa, karena ada sebuah hadits Nabi yang memberi peluang bagi penghuni alam kubur untuk memberi kebaikan bagi saudara, kerabat dan rekan-rekannya yang masih hidup didunia dalam bentuk doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun