Kepala Daerah Pamit. Ibarat suhu udara, membuat suasana politik yang sudah mulai menghangat makin tambah panas. Agar terasa adem, para kepala daerah yang mau pamit harus sedia kipas.
Asyik juga Topik Pilihan Kompasiana kali ini,Terutama yang masih menjabat baru satu periode dan ada niat mencalonkan kembali. Mengapa, karena pastilah akan di ikuti oleh evaluasi terhadap kinerja yang telah dilaksanakan.
Seperti apa hasil yang di nikmati oleh masyarakat..? Pasti akan jadi bahan bacaan. Diteropong dari berbagai sudut pandang. Terutama yang ada hubungan dengan janji layanan pemerintah terhadap warga.
Jika di anggap bagus, tentu apresiasi yang di dapat oleh kepala daerah pamit. Dan tak begitu sulit mendapat simpati rakyat. Tapi kalau sebaliknya, siap-siap saja menerima pandangan kurang simpatik.
Namun agar lebih fair, pengakuan terhadap kinerja yang positif harus juga di sampaikan. Ingat, meski dalam kadar agak minimal, seburuk-buruk kinerja seorang pejabat pasti ada sisi baiknya.
Dan itu tetap dinikmati oleh warga masyarakat. Artinya, mereka masih menerima sisi positif dari seorang pejabat daerah yang hendak lengser. Fakta demikian tak lantas harus di lupakan.
Kebetulan, tahun ini Bupati Bondowoso Jatim juga akan lengser. Dan akan segera di ganti oleh PJ Bupati melalui penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri. Nanti akan dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden.
Sekedar info, sejak pilkada tahun 2018 lalu, Bondowoso di pimpin oleh seorang Kyai. Mantan Rois Syuriyah PCNU. Nama beliau adalah Drs. KH. Salwa Arifin. Alumni Ponpes Salafiyah Syafiiyah Asembagus Situbondo Jawa Timur.
Dalam pengamatan saya, perjalanan beliau selama menjadi orang nomor satu di Kabupaten senantiasa di penuhi oleh riak-riak kerikil tajam. Begitu kelar dilantik, langsung di hadaplan pada pandemi covid-19.
Sehingga, konsentrasi pemerintahan agak menyempit. Porsi penanganan masalah kesehatan jadi nomor satu. Sementara sektor lain, harus ada di posisi nomor dua. Bahkan untuk program yang tak begitu urgen, mesti di sisihkan dulu.
Padahal, sektor infrastruktur dan penanganan masalah korupsi menjadi janji politik utama yang disampaikan saat kampanye pilkada. Saya masih ingat slogan beliau ketika itu.