Pertanyaannya kemudian, apakah keputusan Cak Imin jadi cawapres Anies merupakan bagian dari skenario mastermind yang di sebut oleh SBY..? Yang tahu tentu para pelakunya.
Cuma ada fakta menarik yang mungkin bisa jadi benang merah. Yaitu peristiwa ketemunya Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Jokowi pada Kamis sore sebelum PKB masuk jadi teman Nasdem.
Mengenai pertemuan tersebut, kepada pers Paloh menyebut bicara tentang dinamika politik terkini, tanpa merinci lebih mendetail apa point-pointnya. Seakan ada rahasia terpendam yang tak boleh di ungkap ke permukaan.
Paloh juga mengelak ketika ditanya wartawan apakah melapor soal rencana pasangan Anies-Muhaimin. Namun Paloh juga tak mengiyakan atau menampik. Dia hanya bilang pertemuan berlangsung hangat.
Pertanyaan lanjutannya, apakah keputusan Nasdem dulu mencapreskan Anies Baswedan termasuk pula dalam skenario permainan sang mastermaind, dalam rangka menghambat Anies ikut daftar pilpres 2024..?
Caranya, kasih harapan dulu lewat Nasdem, rayu Demokrat dan PKS, lalu masukkan Cak Imin serta PKB, untuk kemudian pada saat yang tepat nanti menjelang detik-detik tutupnya pendaftaran pilpres, secara tiba-tiba koalisi Nasdem dan PKB juga bubar.
Berikutnya, Nasdem dan PKB gabung ke PDIP atau Gerindra. Sementara Demokrat dan PKS ketika itu sudah kadung menemukan labuhan berbeda. Atau bisa jadi juga telah mendirikan koalisi baru. Benarkah..?
Ya tidak tahu. Saya sekedar hanya menuangkan betapa liarnya pikiran saya, begitu melihat fenomena dengan mudahnya Cak Imin jadi cawapres Anies, setelah pada kamis sore Paloh ketemu Jokowi.
Kedepan tinggal kita lihat bagaimana posisi menteri dari PKB. Biasanya, begitu ada anggota koalisi dianggap keluar dari barisan, konsekwensinya jatah “kekuasaan” akan dicabut.
Akankah para menteri tersebut di lengserkan oleh Jokowi..? Kalau mau, alasannya tersedia. Yaitu nyaleg. Dan memang betul demikian. Menaker Ida Fauziyah di Dapil Jakarta II. Lalu Menteri Desa Gus Halim di Dapil Jawa Timur VIII.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H