Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Transformasi KKIR Menjadi KIM

29 Agustus 2023   11:02 Diperbarui: 29 Agustus 2023   12:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana halnya dengan Anies Baswedan yang merupakan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP yang beranggotakan Nasdem, Demokrat dan PKS., mengingat dia ini tokoh antitesis Pak Jokowi..?

Kalau saya jadi Anies, akan duduk manis menikmati tontonan. Sambil sesekali tengok kiri kanan. Siapa tahu ada pemilik suara yang merasa jenuh melihat rebutan suara Prabowo vs Ganjar, lalu pindah mendukung capres KPP. Ini kan menggiurkan.. Heheeeeeee

Transformasi KKIR menjadi KIM memang berdampak positif bagi Partai Gerindra. Setidaknya bisa menambah ceruk suara buat Prabowo sebagai capres. Yang sebelumnya hanya dari PKB, kini ketambahan Golkar, PAN dan PBB.

Namun jangan dilupakan pula. Transformasi tersebut bisa jadi tambahan beban. Mengapa, karena dari segi kepentingan berlaku prinsip banyak teman sama dengan tambah beban.

Sebelumnya, saat masih berdua dengan PKB bargaining yang di terima Gerindra cuma satu. Habis Golkar dan PAN masuk, membengkak jadi tiga. Sekarang masuk lagi PBB. Ya pastinya beban jadi empat.

Mau tak mau, Gerindra dan Prabowo harus mampu meyakinkan mereka berempat. Bahwa pendistribusian “kekuasaan” tidak akan merugikan salah satu anggota. Kalau tidak, bakal bubar itu KIM.

Di maklumi, bargaining yang paling di incar adalah cawapres. Dan PKB, Golkar serta PAN tentu adalah yang paling berminat. Kalau PBB saya kira akan realistis. Menteri saja rasanya sudah cukup.

Ingat cawapres pendamping Prabowo, bayangan saya lalu tertuju kepada MoU yang dulu di teken oleh Prabowo dan Cak Imin saat masih di KKIR. Setelah bertransformasi jadi KIM, apakah MoU itu tetap berlaku..?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun