Lalu bagaimana halnya dengan Anies Baswedan yang merupakan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP yang beranggotakan Nasdem, Demokrat dan PKS., mengingat dia ini tokoh antitesis Pak Jokowi..?
Kalau saya jadi Anies, akan duduk manis menikmati tontonan. Sambil sesekali tengok kiri kanan. Siapa tahu ada pemilik suara yang merasa jenuh melihat rebutan suara Prabowo vs Ganjar, lalu pindah mendukung capres KPP. Ini kan menggiurkan.. Heheeeeeee
Transformasi KKIR menjadi KIM memang berdampak positif bagi Partai Gerindra. Setidaknya bisa menambah ceruk suara buat Prabowo sebagai capres. Yang sebelumnya hanya dari PKB, kini ketambahan Golkar, PAN dan PBB.
Namun jangan dilupakan pula. Transformasi tersebut bisa jadi tambahan beban. Mengapa, karena dari segi kepentingan berlaku prinsip banyak teman sama dengan tambah beban.
Sebelumnya, saat masih berdua dengan PKB bargaining yang di terima Gerindra cuma satu. Habis Golkar dan PAN masuk, membengkak jadi tiga. Sekarang masuk lagi PBB. Ya pastinya beban jadi empat.
Mau tak mau, Gerindra dan Prabowo harus mampu meyakinkan mereka berempat. Bahwa pendistribusian “kekuasaan” tidak akan merugikan salah satu anggota. Kalau tidak, bakal bubar itu KIM.
Di maklumi, bargaining yang paling di incar adalah cawapres. Dan PKB, Golkar serta PAN tentu adalah yang paling berminat. Kalau PBB saya kira akan realistis. Menteri saja rasanya sudah cukup.
Ingat cawapres pendamping Prabowo, bayangan saya lalu tertuju kepada MoU yang dulu di teken oleh Prabowo dan Cak Imin saat masih di KKIR. Setelah bertransformasi jadi KIM, apakah MoU itu tetap berlaku..?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H