Jika benar, maka yang masuk urutan pertama buat di sasar, lepas dari efektif atau tidak, adalah konstitiuen PDIP. Berikutnya rakyat yang floating secara politik dan kaum professional yang sudah merasakan dan mengakui kinerja Jokowi.
Akankah Prabowo berhasil menjalankan strategi tersebut..? Jauh sebelum lahir istilah baru KIM, Prabowo telah suksesmenarik simpati orang-orang Jokowi. Bahkan belakangan makin kentara.
Ingat tidak para pembaca sekalian terhadap beberapa kali Musra yang di gagas oleh relawan Jokowi..? Ternyata, nama Prabowo ikut tercangking. Bahkan relawan yang bernama Joman, di pimpin oleh Immanuel Ebenezer, tegas mendeklarasikan "Prabowo Mania 08”.
Belakangan yang masih hangat adalah soal PSI atau simpatisannya dan Budiman Sujatmiko. Ingat, mereka semua merupakan pendukung fanatik Jokowi, yang sebelumnya musuhan sama Pak Prabowo.
Kini, meski masih agak malu-malu, PSI sudah mulai melunak. Terbukti kapan hari ada inisiatif mengundang Prabowo datang ke Markasnya. Lalu ada simpatisan PSI bernama Ade Armando yang juga bersikap sama.
Soal Budiman Sujatmiko adalah yang paling trend dan cukup menyita perhatian. Hubungan Budiman dengan Prabowo bahkan lebih “parah” dibanding PSI atau Ade Armando.
Dulu saat masa reformasi, Budiman sampai “perang” lawan Prabowo. Tapi kini, malah berbalik jadi pendukung. Ada di garda terdepan lagi. Sampai-sampai membentuk Tim Sukses sendiri. Yang kemudian membuat Budiman di pecat sebagai kader PDIP.
Nampaknya kita harus bersepakat. Bahwa ke depan eksistensi Jokowi tetap pegang kunci. Terutama di pilpres 2024. Dan yang paling berkepentingan terhadap kunci itu adalah capres dari parai yang saat ini ada di pemerintahan.
Siapa lagi tokohnya kalau bukan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Ini karena Gerindra yang mencapreskan Prabowo dan PDIP yang mengusung Ganjar, keduanya merupakan satu kawan di belakang Jokowi.
Saya lalu jadi merenung. Jangan-jangan, untuk pilpres 2024 mendatang yang sengit “bertarung” justru teman satu kandang. Yaitu Prabowo vs Ganjar. Ini ibarat kata “kawan yang kemudian jadi lawan”.
Ya benar. Bila betul-betul terjadi demikian, yang pusing lalu Pak Jokowi. Bagai makan buah simalakama. Mendukung Prabowo tak enak ke Ganjar. Mau pilh Ganjar, sungkan sama Prabowo.