Untuk sementara ini, konstituen PKS tetap akan mencoblos Anies Baswedan. Tapi manakala Anies kalah di putaran pertama, di putaran kedua mereka lebih condong untuk pindah suara ke Prabowo.
Para konstituen Demokrat saya kira juga sama. Akan memindahkan suaranya ke Prabowo saat masuk putaran kedua. Meskipun kadar kepastiannya lebih rendah dibanding para konstituen PKS.
Untuk Nasdem bisa jadi fifty-fifty. Sebagian arahkan pilihan ke Prabowo, dan sebagian lagi ada yang ke Ganjar Pranowo. Mengingat kedekatan yang selama ini terjalin antara Surya Paloh dan Megawati.
Terkecuali PDIP bisa menarik Nasdem masuk gerbong menemani PPP, Hanura dan Perindo yang sudah lebih dulu ada, ditambah kompensasi jumlah menteri misalnya, kemungkinan besar banyak juga konstituen Nasdem yang coblos Ganjar.
Tapi itupun tak cukup sigfikan untuk bisa mendongkrak suara Ganjar hingga menang pilpres pada putaran kedua. Menurut saya, bahkan semua konstituen Nasdem enggan coblos Prabowo, masih juga kurang.
Sebab partai milik Surya Paloh itu tergolong ada di papan bawah. Demokrat dan PKS sebenarnya juga di posisi yang sama. Tapi kalau suara konstituen keduanya di gabung jadi satu untuk coblos Prabowo, bawaannya jadi besar juga.
Kecenderungan Prabowo untuk menang pada putaran kedua, masih di perkuat lagi oleh kenyataan pada beberapa waktu lalu. Dimana Partai Gerindra dan Demokrat membuka peluang untuk kerja sama setelah kelar pilpres putaran pertama.
Itu ditandai oleh pertemuan antara Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, pada Kamis, 20/07/2023 di Auditorium Yudhoyono DPP Partai Demokrat Jakarta.
Kedua Sekjen yang mewakili partai masing-masing sepakat untuk menjalin kolaborasi. Andai salah satu di antara kandidat pasangan capres cawapres dari kedua partai harus kalah di putaran pertama.
Beberapa fakta di atas jelas merupakan warning yang wajib di perhatikan oleh PDIP yang mencapreskan Ganjar Pranowo. Rasanya, PDIP mesti putar otak untuk menyusun strategi pemilu 2024 yang lebih jitu.
Masukan saya, bakal cawapres kiranya perlu lebih di perhatikan. Jangan sampai Ibu Megawati salah menentukan pendamping Ganjar. Karena bisa berakibat PDIP gagal meraih hattrick.