Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gambaran Kerumitan Pasca Gerindra Dapat Kawan Baru

16 Agustus 2023   12:18 Diperbarui: 16 Agustus 2023   12:20 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya di KPP. Akibat kecilnya perolehan suara yang didapat oleh Nasdem saat pileg 2019, membuat partai penggagas poros KPP ini perlu minimal tambahan dua partai politik.

Artinya, Anies Baswedan tak mungkin bisa daftar pilpres, kalau Nasdem hanya berkawan dengan salah satu diantara Demokrat atau PKS. Sementara pada sisi lain, kedua anggota Nasdem ini bisa saja keluar jika kadernya tak di ambil oleh Anies.

Melihat berbagai hal diatas, wacana tentang cawapres nampaknya masih akan terus bergulir cukup lama. Saya prediksi bahkan hingga menjelang detik-detik akhir pendaftaran pilres 2024.

Mengapa, karena masing-masing poros belum percaya akan kekuatan capres masing-masing untuk bisa menang pilpres. Makanya butuh tambahan suara yang harapannya ada di sosok cawapres.

Ya benar. Untuk pemilu 2024 mendatang figur cawapres ternyata amat dibutuhkan, meskipun posisinya cuma sebagai “second  line”. Ini sama dengan ungkapan “kecil-kecil tapi cabe rawit”.

Bukan orang nomor satu memang, tapi eksistensinya saat ini tak bisa dipandang remeh. Salah ambil figur, bisa kalah yang namanya capres meskipun punya elektabilitas kuat.

Maka karena alasan itulah, dalam waktu dekat baik KKIR, PDIP dan KPP belum mau menentukan figur cawapres. Maunya saling intip satu sama lain terlebih dahulu.

Baru ambil keputusan, saat salah satu lawan diantara dua koalisi punya keberanian mengumumkan cawapres. Nah ketika momen ini datang, barulah poros lain cari perbandingan. Ya tentu akan diambil sosok cawapres yang lebih kuat.

Berdasar data yang selama ini sudah beredar, nama-nama cawapres kuat sesuai hasil penelusuran beberapa lembaga survei adalah Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Mahfud Md dan AHY.

Ning Yenny Wahid, maski tak begitu siginifikan hasil surveinya, tapi tergolong kandidat kuat juga. Karena menguasai suara Gusdurian dan kalangan NU. Maka Ning Yenny tergolong figur yang layak diperhitungkan.

Kita tunggu saja, poros mana yang berani lebih dulu mengumumkan cawapres. Untuk kemudian, pastinya akan di susul oleh poros yang lain. Tentu pertimbangannya adalah kekuatan suara figur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun