Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gambaran Kerumitan Pasca Gerindra Dapat Kawan Baru

16 Agustus 2023   12:18 Diperbarui: 16 Agustus 2023   12:20 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu juga selaras dengan isi Piagam Sentul yang disepakati setahun lalu. Bahwa bakal capres dan cawapres diputuskan hanya berdua oleh Prabowo dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Sama-sama punya argumentasi, baik Golkar, PAN dan PKB  tak sedikitpun menurunkan ekspektasinya untuk mendapatkan cawapres. Sebuah kondisi yang bisa membuat Prabowo pusing.

Maka itu, partai Gerindra harus memiliki menejemen pengelolaan yang akomodatif dan efektif. Sebab kalau tidak, masuknya Golkar dan PAN bisa tak sesuai dengan rasa senang yang saat ini di alami oleh Prabowo.

Keutuhan koalisi Gerindra bisa rontok. Ada yang pindah ke poros koalisi lain. Mungkin ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP milik Nasdem, Demokrat dan PKS. Atau bisa pula ke PDIP seperti PKB misalnya.

Tapi kondisi itu tak bisa menghalangi Prabowo untuk daftar pilpres. Karena walau hanya berdua dengan salah satu diantara Golkar, PAN dan PKB, gabungan suaranya masih cukup syarat.

Kembali ke awal, hingga saat ini tak dapat di pungkiri sosok cawapres tetap menjadi kendala bagi ketiga poros koalisi. KKIR harus selektif memilih figur dari Golkar, PAN dan PKB. Yang tentu saja bukan pekerjaan mudah bagi Prabowo.

Sementara PDIP rupanya juga mengincar figur di luar usulan anggota koalisi. Dimana yang namanya Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, saat ini mendorong Sandiaga Uno sebagai cawapres Ganjar Pranowo.

Masalah di KPP sama saja. Nasdem yang sedari awal mencapreskan Anies Baswedan, sampai sekarang juga tak ada kepastian soal cawapres. Padahal stok di internal koalisi tersedia.

Yaitu AHY dan Ahmad Heryawan. Namun Nasdem dan Anies masih tolah-toleh kanan kiri hendak ambil figur cawapres dari luar. Kabar yang santer beredar mengincar Khofifah Indar Parawansa atau Ning Yenny Wahid.

Hanya saja, meskipun agak rumit soal cawapres, posisi Gerindra dan PDIP masih lebih baik dibanding KPP. Mengapa, karena hasil suara Nasdem amat kecil dibanding kedua partai besar itu.

Cuma ketambahan satu partai misalnya, Gerindra tetap cukup syarat membawa nama Prabowo dan pasangannya daftar pilpres 2024. PDIP apalagi. Sendirianpun mengusung nama Ganjar Pranowo, pasti akan diterima oleh KPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun