Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Elektabilitas Prabowo Cenderung Naik?

26 Juli 2023   10:35 Diperbarui: 26 Juli 2023   10:41 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sumber Foto Kompas.com

Bahkan saat diumumkan sebagai capres beberapa waktu lalu, Megawati memberi semacam warning kepada Ganjar. Bahwa meski dipilih oleh PDIP untuk ikut pilpres 2024, Ganjar Pranowo harus tetap mengingat doktrin tersebut. Saya masih ingat betul kalimat Megawati ketika mengumumkan mencapreskan Ganjar. Kata Mega, “Bismillahirrahmanirrahim, menetapkan saudara Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden RI”.

Secara  politis, kalimat tersebut jelas kontra produktif. Terutama dikalangan pemilih yang masuk kategori cerdas. Akibat keluarnya kalimat itu, pemilih lalu menimbang-nimbang. Lha iya.., meski sama dengan Prabowo ingin melanjutkan program Pak Jokowi, ada kemungkinan kelak Ganjar akan belok arah karena kurang mandiri. Jika ternyata di tengah jalan, ada kemauan berbeda yang tiba-tiba muncul dari PDIP atau Megawati. Sangat beresiko bukan..?

O ya. Tolong jangan samakan posisi sebagai petugas partai yang dialamatkan kepada Jokowi dan Ganjar. Saya melihat, sangat berbeda walau keduanya sama-sama merupakan anggota PDIP. Bedanya terletak pada pembuktian. Meski Jokowi juga di identikkan dengan petugas partai, tapi pada beberapa momen beliau berani ambil langkah berbeda terhadap sikap PDIP. Contoh kongkrit soal Piala Dunia U-20 kemarin.

Jelas sekali saat itu Jokowi berseberangan dengan PDIP dan Megawati. Artinya, Jokowi telah mengantongi bukti yang dilihat publik. Bahwa dirinya adalah pejabat yang mandiri. Tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun. Termasuk PDIP. Sementara Ganjar, belum membuktikan apapun kepada publik soal kemandirian. Contoh kongkritnya, ya lagi-lagi saat Piala Dunia U-20 itu. Pada momen ini, Ganjar dikesankan membebek kepada PDIP.

Maka itu, adanya kesan sangat kuat, kalau besok-besok Ganjar di perkirakan bisa belok arah menyimpang dari platform pembangunan yang telah digariskan oleh Jokowi, tak bisa di salahkan juga. Karena mereka memang melihat realita dipermukaan yang tidak dapat dibantah. Akibat fakta ini, simpati lebih tertuju kepada Prabowo Subianto. Karena dari sosok inilah, keberlangsungan arah pembangunan lebih bisa terjamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun