Dari awal, yang menguat untuk jadi capres hanya berkutat pada tiga tokoh politik. Yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Eksistensi ketiga kandidat cenderung stabil hingga saat ini. Maka hampir pasti, kandidat yang akan bertarung rebutan vox pop pada pemilihan umum presiden 2024 mendatang tak akan lepas dari ketiganya.
Ada dua alasan mengapa cuma mereka bertiga. Pertama, berdasar hasil survei pilpres 2024. Meski kadang terjadi saling salip diantara Prabowo, Ganjar dan Anies, namun hingga sampai pada survei terbaru sekarang ini, tak ada tokoh politik lain yang mampu bersaing lawan mereka. Rilis Charta Politika pada 4 Mei 2023 kemarin menunjukkan data elektabilitas Ganjar ada di kisaran 36.6%, Prabowo 33.2% dan Anies 23%.
Kedua, melihat fakta perkembangan lobby politik pasca PDIP memutuskan Ganjar Pranowo jadi capres dan Jokowi mengumpulkan para Ketum Partai Koalisi tapi minus Nasdem. Diketahui, setelah itu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin datang menemui SBY dan AHY. Coba menarik Demokrat masuk ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR. Namun tak berhasil.
Berikutnya, merespon pertemuan partai koalisi pemerintah di Istana yang tak melibatkan dirinya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh akhirnya memberi pernyataan yang bersifat demarkatif. Memberi garis sudah bukan lagi bagian dari Jokowi. Dikutip dari berbagai sumber, Paloh blak-blakan menyimpulkan bahwa Nasdem sudah tak diperlukan lagi di koalisi pemerintah.
Terakhir, kawan Demokrat dan Nasdem di Koalisi Perubahan atau KP yaitu PKS, sudah memastikan kalau ketiga partai tetap solid. Meski diantara mereka ada komunikasi dengan beberapa elit dan partai koalisi pemerintah. Misal Surya Paloh yang sempat menemui Luhut Panjaitan. Lalu PKB Cak Imin yang kemarin bertandang kepada SBY-AHY. Juga Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang sempat menjumpai elit PPP.
Maka untuk sementara ini, Anies Baswedan bisa dikatakan akan leading daftar ke KPU membawa bendera Demokrat, Nasdem dan PKS. Mengimbangi Prabowo Subianto yang di usung oleh Gerindra dan PKB. Serta Ganjar Pranowo yang relatif masih baru dicapreskan oleh PDIP. Sekarang yang menarik untuk di bicarakan adalah tentang siapa sosok pasangan atau cawapres mereka.
Kita mulai dari Prabowo Subianto. Mengapa lebih dulu, karena baru Menteri Pertahanan ini yang agak terang siapa cawapresnya. Kemungkinan, walau tak di ucapkan secara tersirat maupun tersurat, kuat dugaan akan jatuh ke Cak Imin PKB. Ini cukup beralasan. Sebab dalam salah satu klausul perjanjian koalisi di KKIR, tercantum ketentuan bahwa yang berhak menentukan nama capres cawapres adalah Prabowo dan Cak Imin. Maka akan sulit bagi Cak Imin untuk membawa nama tokoh lain.
Tentang calon pasangan Anies Baswedan. Sebelumnya, kelihatan jika Anies dan Nasdem ingin ambil cawapres di luar figur Demokrat dan PKS. Sempat muncul beberapa nama, misal Mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menparekraf Sandiaga Uno.
Tentu saja, nama-nama itu masih di proses oleh Tim Anies atau Nasdem. Jadi belum ada satupun yang sudah diambil secara final. Namun belakangan, mungkin karena mendesak, Anies memberi sinyal akan mempertimbangkan sosok cawapres dari internal Koalisi Perubahan (Republika, 05 Mei 2023). Kalau benar ini, berarti figur kuat yang akan mendampingi Anies sebagai cawapres tak akan jauh dari nama AHY Demokrat atau Ahmad Heryawan PKS.
Sekarang beralih ke Ganjar Pranowo. Siapa kira-kira pasangan Ganjar di pilpres 2024. Pasca di umumkan oleh Megawati sebagai capres, belakangan ini sempat beredar beberapa nama bakal cawapres Ganjar. Diantaranya Menkopolhukam Prof. DR. Mahfudz MD. Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Juga tak luput ada sosok Menparekraf Sandiaga Uno. Siapa nanti nama yang akan dipilih oleh Megawati PDIP, menarik kita tunggu.
Yang juga penting untuk diteropong adalah prediksi koalisi pilpres 2024, utamanya yang ada hubungan dengan formasi keanggotaan. Perkiraan saya, ada kemungkinan besar berubah. Utamanya di Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB, yang anggotanya terdiri dari Golkar, PPP dan PAN. Padahal, koalisi ini paling awal memulai perkawanan. Namun melihat fenomena belakangan, naga-naganya justru paling awal pula mengalami perpecahan.
PPP sudah mendeklair gabung ke PDIP mendukung capres Ganjar Pranowo. Sementara PAN, kalau melihat pernyataan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan yang dalam konteks pilpres 2024 menunggu petunjuk Jokowi, besar kemungkinan juga masuk ke PDIP. Kalau kecenderungan ini jadi faktual, KIB akan kempis. Karena hanya menyisakan Golkar “seorang” diri.
Lalu kemana Golkar akan berlabuh..? Bisa jadi ke PDIP pula. Cuma ya itu. Berhubung partai peninggalan Pak Harto ini tergolong besar, Megawati harus memberi tawaran menarik kepada Airlangga Hartarto. Syukur-syukur dapat Cawapresnya Ganjar. Tapi kalau tawarannya “minim”, yakin saya Golkar akan menjauh dari PDIP. Meski di situ sudah ada kawan “lama” di KIB macam PPP dan PAN.
Gabung ke KP saya kira sulit juga. Karena bisa jadi, oleh Nasdem, Demokrat dan PKS Golkar akan di masukkan ke “Gerbong Ekonomi”. Alias di beri suguhan “Kue Sisa”. Golkar pasti gengsi. Masak Partai besar cuma dapat segitu. Maka tentu pilihan realistis adalah masuk ke KKIR gabung bersama Gerindra dan PKB.
Diketahui, anggota KKIR baru dua partai politik. Terlebih, Prabowo Subianto punya kans besar untuk menang pilpres 2024. Untuk bisa terwujud, kesempatan ini mesti di dorong lebih kuat lagi. Agar jalan lempang makin terbuka. Dan Partai Golkar punya potensi itu. Perolehan suaranya relatif besar. Mencapai hingga 17 juta sekian. Hingga mampu menempati ranking tiga pileg 2019 dibawah Gerindra dan PDIP. Melihat fakta ini, maka tentu KKIR akan memberi tawaran sangat menarik buat Golkar.
Itulah sekelumit gambaran terkini. Pada akhirnya, siapa koalisi pilpres 2024 yang akan menang, apakah KKIR, KP atau PDIP yang sendirian, tentu yang paling sukses merebut hati pemilih. Untuk pada akhirnya berwenang melakukan formulasi kekuasaan dan menyusun Bentuk Pemerintahan. Tapi sebagai warga negara Indonesia yang terkena langsung dampak pemilu, kita semua sangat berharap yang terpilih adalah yang benar-benar memperhatikan rakyat. Semoga saja.. Amiinn..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H