Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Misi Silaturahmi Prabowo dan Cak Imin

4 Mei 2023   11:02 Diperbarui: 5 Mei 2023   06:30 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 21 April 2023, lewat Megawati PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Setelahnya, Presiden Jokowi yang juga berasal dari PDIP mengumpulkan para Ketua Umum Partai koalisi pemerintah. 

Minus Nasdem karena telah menyatakan diri berkawan dengan kelompok oposisi. Yaitu Demokrat dan PKS. Pasca itu semua, beberapa Ketua Umum utamanya yang digadang-gadang maju sebagai kandidat, aktif bergerak membuka komunikasi dan melakukan lobby.

Capres Gerindra Prabowo Subianto terpantau yang paling aktif. Sabtu 22 April 2023, ketemu Presiden Jokowi di Solo. 25 April, bertamu ke rumah Mantan Ketum Partai Hanura Wiranto. 

Pada tanggal yang sama, mengunjungi mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Mahfudz MD dan AM Hendropriyono. Lalu pada 1 Mei 2023 silaturahmi kepada Yusuf Kalla, Airlangga Hartarto dan Aburizal Bakri.

Kandidat dari PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang di gadang-gadang sebagai bakal cawapres Prabowo tak mau kalah. Hari Rabu tanggal 3 Mei 2023 kemarin, meluangkan waktu datang ke tokoh utama Partai Demokrat SBY dan AHY di Cikeas. Namun sebelum itu, Cak Imin menyambangi Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Semua kegiatan tersebut dibungkus agenda silaturahmi pasca lebaran Idul Fitrih. Ya tak salah memang. Karena momentumnya sangat tepat. Memanfaatkan Hari lebaran khusus untuk saling ketemu. 

Bermaaf-maafan atas salah dan khilaf. Agar lebur segala dosa diantara sesama manusia. Tapi masak sich, saat bincang-bincang tak secuilpun menyinggung soal perkembangan politik terkini.

Tebakan saya, sedikit apalagi banyak tentu terselip materi tentang pemilu. Utamanya yang ada hubungan dengan pilpres 2024. Kalau benar, lalu apa yang sebenarnya terjadi pasca Ganjar naik jadi Capres dan Jokowi ketemu para Ketum Parti Koalisi..? Ini yang menarik untuk di bicarakan. Mengapa, karena terkait dengan berbagai kepentingan.

Saat para elit politik ketemu, dalam rangka merespon perkembangan, apalagi dilakukan secara masif, mustahil membawa pepesan kosong. Saya yakin ada misi di dalamnya. Entah apa itu, untuk kepastiannya saya tak tahu. Tapi tentu tak bisa lepas dari salah satu misi berikut ini. Yaitu pribadi atau kelompok yang sifatnya pragmatis. Atau buat kepentingan rakyat yang idealis. Atau bisa pula campur aduk di antara semuanya.

Pragmatiskah misi Prabowo dan Cak Imin..? Mungkin. Dalam konteks pemilu, siapa yang tak ingin pegang kekuasaan. Partai yang "dimiliki" menang pileg. Dan jadi pimpinan di lembaga Legislatif. Sementara yang bersangkutan, unggul rebutan vox pop saat bertarung di pilpres. Lalu duduk di kursi paling empuk sebagai Presiden atau Wakil Presiden. Menggiurkan bukan..?

Jika bukan karena tujuan itu oleh sebab di anggap agak naif, dan diketahui PKB serta Gerindra merupakan Partai Koalisi Pemerintah, barangkali Prabowo dan Cak Imin membawa Misi Jokowi. Anda paham, diakui atau tidak, Presiden Jokowi pasti punya kepentingan terhadap para Capres Cawapres. Yang salah satu di antaranya bisa di titipkan kepada Prabowo dan Cak Imin.

Apa itu kepentingan Pak Jokowi..? Tak lain tak bukan ialah melanjutkan program, rencana dan idealisme presiden saat ini. Untuk tujuan tersebut, Jokowi sangat ingin para kandidat yang bertarung di pilpres 2024, siapapun itu, adalah orang-orangnya sendiri. Siapa saja mereka..? Pasti bukan Anies Baswedan. Karena kalau tokoh oposisi ini, di prediksi kuat justru akan "mengacak-acak" jejak langkah presiden.

Bakal Capres dan Cawapres yang di kehendaki Jokowi selain Ganjar Pranowo adalah Prabowo Subianto, Cak Imin, Airlangga Hartarto dan kandidat lain yang sehaluan dengan mereka. Kalau benar mereka-mereka ini yang naik bertarung rebutan vox pop, barulah Jokowi bisa tidur nyenyak. Tapi kalau Anies, kelihatannya Jokowi bakal pusing.

Jika benar kelilingnya Prabowo dan Cak Imin adalah membawa misi Jokowi, saya menebak presiden ingin "mendepak" Anies dari pusaran persaingan kandidat. Anies "dimatikan" lebih dulu, sebelum sempat bernafas ikut pertarungan pilpres. Untuk itu, Demokrat perlu ditarik masuk ke salah satu gerbong koalisi pemerintah. Agar pemenuhan syarat presidential threshold Anies rontok dan tak bisa daftar ke KPU.

Yang memungkinkan, pastinya bukan menarik Demokrat gabung bersama PDIP. Melainkan ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR milik Gerindra dan PKB. Lalu untuk tujuan inilah Cak Imin datang ketemu SBY dan AHY di Cikeas. Tapi bisa juga Demokrat dimasukkan ke Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang beranggotakan Golkar, PPP dan PAN.

Benar memang PPP sudah menyatakan diri masuk ke PDIP. Bahkan, naga-naganya PAN juga bisa menyusul PPP. Hingga ada potensi KIB bubar. Tapi bukan berarti misi Jokowi mendekati Demokrat jadi pupus. Mengapa, karena masih ada Golkar. Yang bisa di manfaatkan buat merangkul Demokrat.

Maka bisa jadi, ketemunya Airlangga Hartarto dengan SBY-AHY kapan hari, ya untuk kepentingan mengurangi jumlah presidential threshold Anies Baswedan agar tak cukup syarat. Endingnya, Demokrat akan berkoalisi dengan Golkar, meninggalkan Nasdem dan PKS. Yang diajukan adalah pasangan Capres Airlangga Hartarto dan Cawapres AHY.

Kalau Cak Imin atau Airlangga sukses melobby Demokrat SBY-AHY, dapat dikatakan Jokowi's Mission is Complete. Fix, kandidat yang bertarung pada pilpres 2024, ada dalam satu kelompok. Mereka adalah Prabowo yang berpasangan dengan Cak Imin, Airlangga Hartarto dengan AHY dan Ganjar Pranowo dengan bakal cawapresnya yang hingga kini belum ketemu.

Lalu apa peran Prabowo datang menemui Wiranto, Try Sutrisno, Mahfudz MD, AM Hendropriyono, Yusuf Kalla dan Abuurizal Bakri..? Lepas dari kepentingan pragmatis menambah kekuatan suara agar Prabowo menang pilpres, tebakan saya juga untuk mendapat dukungan dari mereka, utamanya Yusuf Kalla. Agar saat skenario mengeluarkan Anies Baswedan dari bursa capres kelar, tak ada gejolak cukup berarti. Wallahu'aklam Bis Showab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun