Kabar terakhir, salah satu penggagas KIB yaitu Golkar ketambahan anggota baru. Dia adalah Gubernut Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil. Harus di ingat, Kang Emil juga masuk nominasi. Hasil surveinya cukup bagus. Bahkan, saat di formulasikan dengan Ganjar Pranowo, punya potensi untuk menang.
Apakah keputusan Kang Emil tersebut merupakan sinyal yang bersangkutan akan di usung oleh KIB sebagai kandidat..? Pada salah satu kesempatan, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago punya pendapat. Bahwa masuknya Kang Emil ke Golkar juga merupakan alternatif capres atau cawapres jika Airlangga Hartarto tidak jadi maju.
Tapi dalam pandangan saya, prosesnya bisa jadi alot. Karena harus mendapat persetujuan dari PPP dan PAN. Terkecuali yang jadi pertimbangan adalah demi kebesaran bersama. Sekedar info, selain lawan Ganjar, Prabowo dan Anies, hasil survei Kang Emil relatif lebih baik di banding beberapa nama yang di nominasikan oleh KIB.
Terakhir kita tengok PDIP. Tak perlu diceritakan lagi bagaimana pusingnya Megawati memilih nama kandidat. Megawati punya tekanan mental, antara mendahulukan kepentingan partai pilih Ganjar Pranowo. Atau mengedepankan gengsi keluarga, memaksakan nama Puan Maharani atau diri sendiri..? Cuma kemarin ada kabar, bahwa relawan Arus Bawah Jokowi atau ABJ ingin Ganjar yang maju jadi capres PDIP.
Disarikan dari DetikNews 20/01/2023, Michael Umbas sebagai Ketua Umum menyatakan ABJ mendukung Ganjar Pranowo sebagai figur yang paling tepat untuk dijadikan kandidat capres. Guna meneruskan legasi yang telah telah di rintis oleh Presiden Jokowi. Hanya saja patut disayangkan. Usulan tersebut disampaikan kehadapan pihak yang kurang tepat.
Ya benar. Umbas mengatakannya kepada Jokowi. Saat mengantarkan beliau ke Bandara Sam Ratulangi Manado ketika hendak balik ke Jakarta. Jika kepentingannya adalah mendaftar capres, dan ini sebenarnya pintu masuknya, Umbas harusnya mengusulkan langsung kepada Megawati. Sebab Ibu inilah yang punya otoritas. Bukan Pak Jokowi. Meski yang bersangkutran adalah presiden.
Dalam konteks pilpres, KIR, KP, KIB dan PDIP punya masalah masing-masing. Kadarnyapun beda-beda. Meski muaranya tetap pada pemilihan figur. Melihat itu, menurut pembaca sekalian, mana diantaranya yang nanti bisa menghadapi masalah serius..? Dalam arti, partai yang masuk koalisi akan bubar karena tak ada kesepakatan tentang kandidat..? Sementara yang berangkat sendiri, bisa kalah karena keputusan yang diambil tergolong sesat...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H