Tapi menurut saya, soal tersebut pantas di sikapi. Terutama oleh rakyat. Mengapa, karena bantuan oleh lembaga independen macam Baznas, yang dananya dihimpun dari masyarakat umum dan ASN, tak elok di sebar sebagai branding memunculkan satu golongan. Dalam hal ini PDIP. Pastinya akan menimbulkan rasa cemburu dihadapan kader partai politik lain.
Memang benar, Pak Ganjar sangat sigap dan cepat merespon protes masyarakat. Kata beliau bantuan dana renovasi rumah untuk kader PDIP Jateng akan dicabut. Disamping karena memang tak cukup, butuh 50 juta per rumah sementara bantuan dari Baznas hanya 20 juta, lebih baik di salurkan kepada kelompok masyarakat lain. Misal warga yang terisolasi akibat gelombang tinggi di Karimunjawa.
Tapi yang namanya hati masyarakat kadung “tergores”, lebih-lebih Pak Ganjar ada di dunia politik, soal bantuan RTLH buat 50 kader PDIP itu nampaknya cukup membekas. Hingga beberapa waktu kedepan, saya perkirakan tetap ngendon dalam persepsi banyak orang. Mungkin juga suatu saat akan keluar lagi. Ketika ada pihak yang menganggap layak untuk dimunculkan kembali.
Tentu butuh tambahan usaha bagi Pak Ganjar dan Tim untuk menghapus jejak kasus bantuan RTLH. Agar secepat mungkin bisa hilang dari peredaran dunia maya. Ini sebagaimana saya lihat pada upaya Pak Anies Baswedan. Hingga sampai harus bela-belain perlu terima tambahan nama Yohannes. Demi menghapus jejak politik identitas.
Untung saja bantuan itu belum cair. Masih pada tahap pemberitahuan dan proses administrasi. Jika sudah cair bakal tambah pelik masalahnya. Mungkin harus ada pengembalian uang. Apalagi kalau rumah 50 kader PDIP telah rampung direnovasi. Masak mau di bongkar lagi. Kan tak mungkin.
Pak Ganjar juga sich, tak punya kerjaan sampai harus bersikap “pamer” gembar-gembor kasih tahu latar belakang penerima. Pakai di cuit-kan di twitter lagi. Coba tak perlu begitu. Cukup kabarkan sedang ada kegiatan rencana perbaiki rumah tanpa embel-embel kader PDIP. Tentu dampaknya jadi beda. Soal hendak “ambil hati” Ibu Mega misalkan, ya sampaikan saja secara bisik-bisik. Ini pelajaran berharga bagi Pak Ganjar dan Tim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H