Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seksinya Ganjar Mampu Buat PKB Cak Imin Gerah

23 November 2022   09:55 Diperbarui: 23 November 2022   10:04 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Prabowo, Ganjar dan Cak Imin, Sumber Foto Harian Terbit

Ibarat Gerindra PKB hendak besanan, yang mau dijodohkan Prabowo Subianto sama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Cuma masih sebatas tunangan. Belum akad nikah. Apalagi sudah didaftarkan ke KUA. Awalnya lancar sepi dari gosip. Kelihatan mesra sekali. Tapi kini dapat cobaan. Ada sedikit ketegangan diantara mereka.

Gara-garanya, hadir orang ketiga diantara Prabowo Cak Imin. Namanya Ganjar Pranowo. Ada isu diluaran, bahwa Prabowo mulai main "mata" sama Ganjar. Meski masih belum jelas benar atau tidak, Cak Imin yang lebih dulu dekat sama Prabowo, gerah juga mendengar isu tersebut. Spontan bereaksi. Bisa jadi, karena dialah yang lebih dulu dekat Prabowo. Bukan Ganjar.

Ganjar Pranowo yang juga Gubernur Jawa Tengah itu memang fenomenal. Meski bukan pemilik partai seperti Anies Baswedan, tapi cukup menarik perhatian publik pemilik vox pop. Juga para elit parpol yang sedang mencari sosok kandidat untuk ditarungkan pada pilpres 2024. Ibarat cewek, Ganjar sangat seksi. Punya paras ayu, bodi proporsional dan lemah gemulai.

Otomatis banyak diburu laki-laki. Ya wajar. Siapa sich yang tak luruh lihat "perempuan" ideal untuk dijadiklan pasangan hidup. Para lelaki pasti mengidamkannya. Cuma hingga kini, Ganjar belum menjatuhkan pilihan. Mengapa, karena lebih dulu terpikat pada "seseorang" bernama PDIP. Ya benar. Ganjar telah jatuh cinta pada partai ini. Hingga tak mau dipasangkan oleh siapapun, kecuali olehnya.

Jadinya, meski cantik jelita yang semestinya sangat mudah cari pasangan, sampai sekarang status Ganjar masih single. Belum ada satupun sosok diluar PDIP yang mampu membuat hati Ganjar tertambat. Akibatnya ya itu. Dapat membuat cemburu tiap laki-laki, terhadap siapapun yang dekat atau diisukan tertarik pada Ganjar. Walaupun belum terkonfirmasi valid atau illegal.

Tak terhindari, didunia politik yang namanya kesan adalah hal paling utama. Jika yang muncul ke permukaan baik, maka nama partai bisa terdongkrak. Begitupun sebaliknya. Naah, nama Ganjar masuk kriteria baik tadi. Cuma kalau tak sejalan, keberadaannya bisa kontroversi. Jadinya akan digoyang. Ini sebagaimana terjadi dilingkungan PDIP sendiri.

Berhubung Ganjar tak dikehendaki sebagai kandidat dan lebih berpihak ke Puan Maharani, internal PDIP bergoyang. Konstituen, kader dan elitnya pecah. Yang paling kentara pendukung Puan. Kemana-mana selalu nembak Ganjar. Namun belakangan sudah agak reda. Bahkan kemarin saat acara HIPMI di Solo, Puan Ganjar nampak lebih akur.

Lain goyangan di internal PDIP, lain pula yang terjadi di eksternal. "Seksinya" Ganjar mampu buat rumah tangga pihak lain bergejolak. Contohnya, ya apa yang terjadi pada Gerindra PKB. Dua parpol yang sebenarnya sudah terikat perteman cukup solid. Tapi tak kuasa menahan diri untuk tak berkomentar, ketika nama Prabowo disenggol mulai melirik Ganjar.

Cak Imin, yang memang sudah sedari awal dipersepsikan kuat jadi cawapres Prabowo, langsung ngegas. Dikutip dari tayangan Kompas.com edisi 22/11/2024, Cak Imin spontan kasih keputusan "Saya bikin komposisi baru (jika Prabowo-Ganjar berduet)". Hal ini disampaikan sendiri kepada para wartawan ketika wawancara di kantor DPP PKB, Jakarta.

Menurut saya, reaksi Cak Imin sangat wajar. Selain karena sudah tercipta parasaan "sayang" kepada Gerindra, juga karena ada jaminan kuat dari Prabowo. Hal ini bisa disimak ketika Prabowo kasih sambutan pada deklarasi beberapa waktu lalu. Saat itu Prabowo bilang "agar tak saling berkhianat". Sebuah kalimat yang sangat jelas terang benderang menunjukkan wajibnya ada kesetiaan.

Lain Cak Imin, beda pula tanggapan elit Gerindra soal PKB akan bentuk komposisi baru akibat isu Ganjar akan jadi tandem Prabowo. Menurut Sang Sekjen Ahmad Muzanni dengan nada santai dan slow saja, hingga kini baik Gerindra maupun PKB belum menentukan siapa capres atau cawapres yang akan diusung. Nanti yang akan memutuskan adalah Ketum Gerindra dan Ketum PKB.

Dan memang benar. Dalam salah satu klausul MoU tentang kewenangan koalisi antara Gerindra PKB, disebutkan bahwa Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar punya hak veto tentang penentuan capres cawapres. Itu artinya, soal nama-nama kandidat ya tergantung mereka berdua. Maka kalau nanti Prabowo menyodorkan nama Ganjar, tentu akan ada reaksi dari Cak Imin. Bisa setuju, bisa pula menolak.

Jika pilihannya setuju bukan masalah. Cuma kalau tidak, ini yang berabe. Sebagaimana diatas, Cak Imin ancam bikin komposisi baru. Meski belum jelas apa yang dimaksud, tapi nampaknya terarah pada perombakan isi klausul di Mou. Sebenarnya boleh juga, asal tak sampai cabut dari koalisi bersama Gerindra. Sebab kalau hingga demikian, menurut saya kurang baik bagi PKB. Akan merugikan.

Keputusan PKB gabung ke Gerindra sebagai yang pertama, sebenarnya pilihan sangat tepat. Eksistensinya merupakan penentu. Bukan pengekor. Ibarat tiket kereta, pastilah duduk di gerbong esksekutif, bukan ekonomi. Meskipun tak dapat cawapres misalnya, masih bisa "intervensi" saat dilakukan pembicaraan soal komposisi kabinet, jika kelak Prabowo menang pilpres. Dengan siapapun wakilnya.

Kalau ngambek pisah dari Gerindra gara-gara Prabowo ambil pasangan lain, Ganjar misalnya, lalu mau bentuk komposisi yang seperti apa..? Gabung ke koalisi atau partai lain memang bisa. Seperti ke koalisi Golkar, PPP dan PAN. Atau ke Nasdem dan PDIP. Tapi tak ada jaminan punya power seperti ketika masih bersama Gerindra.

Mengapa, karena masuknya PKB tersebut agak terlambat. Jadinya cuma dapat posisi sebagai "orang" kedua. Bukan yang pertama. Tetap incar posisi cawapres tentu sangat sulit. Jadinya ya sama saja. Hanya dapat jatah menteri. Itupun tak seperti kondisi kalau gabung ke Gerindra. PKB tak dapat pilih sendiri. Nunggu pemberian "tuan rumah". Tapi kalau tetap bersama Gerindra, bisa dapat jumlah komposisi dan posisi sesuai keinginan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun