Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inkonsistensi PDIP Soal Capres dan Peluang Ganjar

18 Oktober 2022   08:14 Diperbarui: 18 Oktober 2022   08:29 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya benar. Setelah KIH kalah voting di sidang paripurna DPR tentang amandemen regulasi soal posisi ketua, yang awalnya berasal dari partai pemenang pileg dirubah menjadi suara terbanyak pilihan anggota, Ketua DPR RI periode 2014-2019 dipegang oleh Setya Novanto. Kader Golkar yang merupakan anggota KMP pendukung Prabowo. Demokrat yang ketika itu ada di posisi netral, juga bantu KMP menghabisi KIH.

Fakta diatas cukup sebagai petunjuk dan bukti. Bahwa apa yang disampaikan Hasto Kristiyanto soal capres hanyalah sebuah strategi diplomasi dalam politik. Maksudnya, ya tentu ingin ambil simpati dari konstituen dan parpol lain. Siapa tahu, kelak mampu diakomodir untuk diajak bareng mengumpulkan vox pop publik.

Bagi saya, juga sebagai isyarat adanya perubahan arah calon presiden yang akan ditarungkan pada pilpres 2024. Bahwa kedepan, PDIP tak akan lagi memaksakan satu figur untuk dijadikan kandidat. Baik figur tersebut karena faktor kader kesayangan macam putri mahkota. Maupun kader potensial macam Ganjar Pranowo. Intinya, capres dari PDIP diambangkan kembali. Terbuka bagi siapapun.

Mungkinkah PDIP mulai bersikap realistis setelah program branding Puan Maharani tak juga menunjukkan tanda-tanda berhasil..? Bisa jadi demikian. Ternyata, Putri Mahkota sulit dipaksakan. Didorong bagaimanapun, namanya tetap "tenggelam". Meski ada peningkatan, namun sangat minim. Tak cukup signifikan kalau hingga harus ikut bertarung lawan Prabowo atau Anies Baswedan.

Naah, pada konteks itu sebenarnya ada peluang terbuka bagi Ganjar Pranowo. Caranya, baik Ganjar sendiri maupun Tim-nya, mulai sekarang harus merubah strategi pendekatan. Dari yang semula fokus pada simpati masyarakat, rubah ke arah simpati partai. Ingat, potensi suara Ganjar sudah dapat. Tak perlu di genjot lagi.

Tinggal sekarang bagaimana menarik suara parpol, terutama PDIP. Agar Ganjar dapat kendaraan politik untuk daftar ke KPU. Terlebih, selama ini namanya memang disebut-sebut oleh beberapa parpol. Terakhir malah ada dua DPW PAN yang juga mengusulkan namanya sebagai capres potensial untuk ikut ditarungkan pada pilpes 2024.

Khusus Pak Ganjar pribadi, sebaiknya juga harus ada perubahan orientasi. Saya kira, mulai sekarang tak perlulah beliau terlalu idealis menganggap PDIP sebagai satu-satunya lahan perjuangan. Ingat, partai politik hanya sebuah sarana. Yang paling penting bagi politisi sebenarnya adalah menyambut vox pop publik. Suatu ketika, jika kehendak partai yang hanya sarana itu berbenturan dengan suara rakyat, sepatutnya Pak Ganjar mulai berpikir untuk mencari lain..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun