Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Gubernur Lukas Enembe, Anak Gunung yang Terlena Kekuasaan

25 September 2022   08:38 Diperbarui: 25 September 2022   08:59 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi manusia, kekuasaan bisa mendatangkan kesenangan. Baik berupa fasilitas, kekayaan, kemewahan dan power. Cuma, kalau tak dapat mengelola dengan baik, apalagi kalah sama tarikan nafsu, kekuasaan justru menjerumuskan. Lebih jauh hingga mampu menjungkir balikkan fakta hidup. Dari yang awalnya diatas, lalu jatuh kembali meluncur deras ke bawah.

Dan itulah yang terjadi pada Gubernur Papua Lukas Enembe. Pejabat yang merupakan kader partai Demokrat ini tersandung kasus korupsi. Oleh KPK, Pak Gubernur di dakwa menerima gratifikasi sebanyak satu miliar rupiah. Sebuah nilai yang cukup dijadikan pintu masuk untuk juga menelusuri kasus lain yang kemungkinan dilakukan oleh Lukas.

Mengikuti tayangan program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV 23/09/2022, tersaji data temuan PPATK. Bahwa terjadi penyimpanan dan pengelolaan uang yang tidak wajar oleh Gubernur Papua. Bapak pejabat ini dikabarkan punya rekening di sebuah kasino luar negeri yang nilainya mencapai 560 miliar. Juga ada temuan 12 transaksi mencurigakan yang mencapai ratusan miliar rupiah.

Tapi bukan hanya itu. “Prestasi” Pak Gubernur lainnya adalah dugaan kasus operasional pimpinan, dana pengelolaan Pekan Olah Raga Nasional atau PON dan pencucian uang. Ini semua sedang disidik serta didalami oleh aparat penegak hukum. Kalau nantinya terbukti, bisa jadi Pak Lukas ini satu-satunya pejabat asal Papua yang kena kasus korupsi cukup besar.

Siapakah Lukas Enembe..? Seperti apa perjalanan karirnya sampai menjadi seorang Gubernur..? Darimana pula asal muasal harta benda melimpah yang dimiliki, hingga dengan mudahnya foya-foya dan setor uang ke kasino..? Ini menarik untuk diungkap. Cuma, soal asal muasal hartanya biar penegak hukum saja yang mengungkap. Saya mau meneropong tentang sosok Pak Gubernur secara pribadi.

Disarikan dari berbagai sumber, nama asli Pak Gubernur adalah Lomato Enembe. Lahir di sebuah kampung pegunungan bernama Mamit, distrik Kombu, Tolikara Papua. Nama Lukas didapat sebagai penghormatan dan bentuk ke kristenan dari beberapa guru dan teman-temannya. Kalau melihat tempat lahir, Pak Lukas bisa disebut sebagai contoh teladan bagi anak pegunungan di Papua.

Ya benar. Jabatan gubernur yang diraih tidak diperoleh secara instan dan dukungan secara penuh sebagaimana biasa didapat orang kota. Tapi dihasilkan dari usaha keras langkah demi langkah penuh keprihatinan. Dari yang awalnya orang kecil, bertempat tinggal jauh di desa, lalu naik secara signifikan menjadi orang besar dan pindah tempat tinggal di kota. Sebagai pejabat tinggi daerah lagi.

Mundur kebelakang sejenak, Lukas kecil memulai pendidikan disebuah SD Mamit dan lulus pada tahun 1980. Ingin mencari pengalaman lebih luas, Lukas melanjutkan sekolah ke SMP Negeri Sentani di Jayapura. Pada masa itu, Lukas merupakan satu-satunya anak gunung yang diterima di SMP tersebut dan lulus tahun 1983.

Untuk jenjang sekolah menengah, Lukas menempuhnya juga di Jayapura. Lepas SMP, dia masuk ke SMA negeri 3 Jayapura. Lulus pada tahun 1986. Habis ini, barulah Lukas terbang keluar daerah. Masuk kuliah di FISIP Universitas Sam Ratulangi Manado dari tahun 1990 sampai 1995.

Demi menambah pengetahun dan meluaskan pengalaman, Lukas juga ambil pendidikan di The Christian Leadership And Second Linguistic di Cornerstore College Australia dari tahun 1998-2001. Selepas ini, lanjut ke Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin Makassar dari 2009 hingga 2011.

Sebelum ke Australia, Lukas terlebih dahulu masuk PNS. Tugas pertama di Kantor Sosial Politik atau Sospol Kabupaten Merauke. Dari sinilah Lukas memulai tugas sebagai abdi negara. Aktivitas sehari-hari yang bergumul dengan tugas pelayanan masyarakat, menjadikan Lukas kenyang pengalaman. Dan inilah yang dijadikan modal oleh beliau untuk meneruskan karir di bidang politik.

Patut di syukuri, karir politik pertama Pak Lukas adalah sebagai Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya. Bertugas dari tahun 2001 sampai 2006. Bupatinya ketika itu adalah Eliezer Renmaur. Tahun 2007 hingga 2012, Lukas menang pilkada dan jadi bupati ditempat yang sama menggantikan posisi Eliezer.

Setahun kemudian, dia naik pangkat kembali saat usianya masih relatif muda. Menginjak usia 40 ikut pemilihan gubernur Papua dan menang. Bertugas dari tahun 2013 sampai 2018. Selanjutnya, ikut lagi untuk masa jabatan periode kedua. Dan mujurnya, lagi-lagi menang. Lalu dilantik untuk periode jabatan kedua dari tahun 2018 sampai dengan 2023.

Naah, pada masa jabatan kedua inilah Lukas Enembe tertimpa masalah sebagaimana diatas tadi. Patut disayangkan, karena Pak Lukas sebenarnya tergolong sebagai tokoh daerah yang inspiratif. Menjadi sumber rujukan dan panutan beberapa pejabat dalam menyusun program pembangunan. Dia sekaligus sebagai dewa penolong bagi anak-anak muda Papua yang ingin mengenyam pendidikan sampai ke jenjang universitas.

Anda tahu, beliaulah orang yang menggagas terbentuknya asosiasi pembangunan infrastruktur para Bupati se wilayah Pegunungan Tengah. Beliau jugalah yang gigih membangun banyak sekolah untuk anak-anak Papua. Tak lupa, demi kelancaran pendidikan beliau juga menyediakan beasiswa bagi anak-anak itu. Beberapa terobosan tersebut, kemudian dipercaya sebagai salah satu solusi menanggulangi kemiskinan yang angkanya memang cukup besar di Papua. Bagaimana, cukup hebat bukan.?

Namun demikian, perjalanan hidup Pak Lukas akhirnya mencapai anti klimaks. Akibat terlena pada manisnya fasilitas, dia jatuh ke jurang cukup dalam. Sebagai tersangka kasus korupsi. Ini adalah gambaran, betapa kekuasaan yang awalnya didapat dari bawah, jika tak hati-hati bisa menjadikan manusia kembali meluncur ke posisi awal dimana dulu mulai meniti karir.

Dan tragisnya, malah lebih menyedihkan dibanding kondisi semula. Saya lalu berandai-andai, jika dulu Pak Lukas tak terjun dibidang politik hingga jadi Gubernur, mungkin dia sekarang lagi persiapan purna tugas. Untuk kemudian bersenang-senang dirumah bersama istri dan anak cucu menikmati masa pensiun. Ya tapi bagaimana lagi. Nasi sudah jadi bubur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun