Sebelum ke Australia, Lukas terlebih dahulu masuk PNS. Tugas pertama di Kantor Sosial Politik atau Sospol Kabupaten Merauke. Dari sinilah Lukas memulai tugas sebagai abdi negara. Aktivitas sehari-hari yang bergumul dengan tugas pelayanan masyarakat, menjadikan Lukas kenyang pengalaman. Dan inilah yang dijadikan modal oleh beliau untuk meneruskan karir di bidang politik.
Patut di syukuri, karir politik pertama Pak Lukas adalah sebagai Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya. Bertugas dari tahun 2001 sampai 2006. Bupatinya ketika itu adalah Eliezer Renmaur. Tahun 2007 hingga 2012, Lukas menang pilkada dan jadi bupati ditempat yang sama menggantikan posisi Eliezer.
Setahun kemudian, dia naik pangkat kembali saat usianya masih relatif muda. Menginjak usia 40 ikut pemilihan gubernur Papua dan menang. Bertugas dari tahun 2013 sampai 2018. Selanjutnya, ikut lagi untuk masa jabatan periode kedua. Dan mujurnya, lagi-lagi menang. Lalu dilantik untuk periode jabatan kedua dari tahun 2018 sampai dengan 2023.
Naah, pada masa jabatan kedua inilah Lukas Enembe tertimpa masalah sebagaimana diatas tadi. Patut disayangkan, karena Pak Lukas sebenarnya tergolong sebagai tokoh daerah yang inspiratif. Menjadi sumber rujukan dan panutan beberapa pejabat dalam menyusun program pembangunan. Dia sekaligus sebagai dewa penolong bagi anak-anak muda Papua yang ingin mengenyam pendidikan sampai ke jenjang universitas.
Anda tahu, beliaulah orang yang menggagas terbentuknya asosiasi pembangunan infrastruktur para Bupati se wilayah Pegunungan Tengah. Beliau jugalah yang gigih membangun banyak sekolah untuk anak-anak Papua. Tak lupa, demi kelancaran pendidikan beliau juga menyediakan beasiswa bagi anak-anak itu. Beberapa terobosan tersebut, kemudian dipercaya sebagai salah satu solusi menanggulangi kemiskinan yang angkanya memang cukup besar di Papua. Bagaimana, cukup hebat bukan.?
Namun demikian, perjalanan hidup Pak Lukas akhirnya mencapai anti klimaks. Akibat terlena pada manisnya fasilitas, dia jatuh ke jurang cukup dalam. Sebagai tersangka kasus korupsi. Ini adalah gambaran, betapa kekuasaan yang awalnya didapat dari bawah, jika tak hati-hati bisa menjadikan manusia kembali meluncur ke posisi awal dimana dulu mulai meniti karir.
Dan tragisnya, malah lebih menyedihkan dibanding kondisi semula. Saya lalu berandai-andai, jika dulu Pak Lukas tak terjun dibidang politik hingga jadi Gubernur, mungkin dia sekarang lagi persiapan purna tugas. Untuk kemudian bersenang-senang dirumah bersama istri dan anak cucu menikmati masa pensiun. Ya tapi bagaimana lagi. Nasi sudah jadi bubur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H