Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dibela-belain, Oknum TNI Justru Berulah bak Koboi

20 September 2022   07:23 Diperbarui: 20 September 2022   07:31 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didunia ini kadang terjadi peristiwa bolak-balik. Yang dulunya diatas, kini ada dibawah. Yang sebelumnya dibela dan di puji-puji, kini justru memalukan. Ya begitulah Tuhan merangkai perjalanan hidup manusia. Agar makhluknya ini senantiasa berpikir, memperbaiki diri dan introspeksi. Tak selalu bersikap jumawa. Lebih jauh, supaya nilai-nilai humaniora makin tambah meningkat.

Contonhnya, apa yang terjadi pada institusi Tentara Nasional Indonesia atau TNI. Kemarin-kemarin, TNI mendapat simpati dan dukungan dari rakyat karena disebut kayak gerombolan oleh Anggota DPR RI Efendi Simbolon. Eeee, sekarang malah mendapat sorotan kurang baik. Akibat ulah salah satu anggotanya yang bersikap arogan dijalan.

Ya benar. Sebuah akun @infojakarta pada minggu, 18 September 2022 unggah video detik-detik pengemudi mobil berpelat nomor dinas todongkan pistol ke mobil lain. Peristiwanya terjadi di tol Jagorawi. Dikutip dari Kompas.com 19 September 2022, sang penodong ternyata merupakan anggota TNI yang berdinas di Kementerian Pertahanan atau Kemenhan.

Selanjutnya, lewat keterangan juru bicara Kemenhan Dahnil Anzar Simanjuntak, akibat ulahnya, oknum penodong akan segera diproses secara internal lebih dulu di Kemenhan. Lalu dikembalikan ke atasan langsung yang bersangkutan di Mabes TNI untuk diproses lebih lanjut. Atas nama Kemenhan, Dahnil juga menyampaikan permohonan mohon maaf kepada masyarakat.

Tak pelak, aksi bak koboi tersebut lalu jadi viral di dimana-mana. Ini dia sasaran empuk bagi pegiat media sosial. Kita tahu sendiri lah, bagaimana kalau para netizen disuguhi info actual dan menarik. Jari-jari langsung berkerja. Tak perlu tahu lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi. Pokoknya sambar dulu. Urusan belakangan.

Saya sempat menyaksikan video unggahan @infojakarta. Terlihat, sebuah mobil dinas jenis Fortuner warna hitam hendak salip kendaraan lain. Samar-samar seperti jenis Toyota Avanza. Sopir Fortuner ambil ancang-ancang dari sebelah kanan. Namun pengemudi Avanza tak memberi ruang. Otomatis Fortuner kesulitan. Jalan yang tersedia tak cukup untuk menyalip.

Entah memang lagi buru-buru karena ada tugas atau faktor apa, pengemudi Fortuner pindah jalur ke sebelah kiri. Begitu ada kesempatan, tancap gas disaliplah mobil Avanza. Pas kedua mobil jalan berjejer beriringan, pengemudi Fortuner buka kaca. Saat itulah terlihat dia acungkan sesuatu yang sangat mirip sebuah pistol.

Bolehkah salip kendaraan lain dari sebelah kanan persis dilokasi tersebut..? Disarikan dari tanyangan TRIBUNNEWS.COM, 19/09/2022, Kepala Unit Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Jagorawi, Ipda Leonardus Alvin menegaskan, bahwa jalur sebelah kanan itu hanya diperuntukkan bagi kendaraan dalam kondisi darurat atau emergency. Jika buat kepentingan pribadi, terlarang.

Pastinya, kita tak tahu kepentingan oknum TNI yang todongkan pistol itu. Hendak nyalip karena emergency atau bukan..? Kalau memang emergency, bisa dimaklumi. Cuma kalau bukan, tentu sangat disayangkan. Seorang aparat mestinya menjunjung tinggi peraturan lalu lintas. Bukan malah mengajarkan pelanggaran.

Sebaliknya, kita juga tak tahu apa maksud pengemudi avanza tak mau kasih jalan. Apakah memang sengaja, atau untuk memberi pengertian pada pengemudi Fortuner bahwa jalan sebelah kanan itu hanya untuk emergency.? Tentu bukan kapasitas saya memberi jawaban. Biarkan para penegak hukum yang menelusuri seperti apa yang sebenarnya terjadi.

Cuma dari sisi sosial budaya atau sosbud, aksi kedua pengemudi baik Furtuner maupun avanza, lepas dari soal benar atau salah, menurut saya sama-sama kurang elok. Apalagi itu terjadi dijalan raya. Dimana tak ada komunikasi kongkrit yang bisa memastikan jenis kepentingan antar pengemudi didalam mobil. Kecuali hanya tanda-tanda tertentu seperti lampu sein misalnya.

Anda kebetulan setir mobil dan melihat kendaraan didepan kasih sein kanan..? Apakah anda bisa memastikan untuk tujuan apa pengemudi didepan tersebut berbelok..? Hendak cari restoran, apotik, masjid, ke kantor atau apa..? Kalaupun ditebak mau pulang kerumah menemui istri tercinta, jangan-jangan inipun tak pas. Benar memang hendak temui istri. Tapi istri yang kedua, bukan yang pertama. Naah, serba tak pasti bukan..?

Karena itu, saya menyarankan agar saat setir mobil dijalan, selain hati-hati, sebaiknya anda bersikap khusnudzon atau berbaik sangka kepada pengemudi lain disekitar anda. Ini lebih menguntungkan dan pastinya menyelamatkan anda dari perselisihan. Daripada punya persepsi buruk, yang ujung-ujungnya hanya membawa masalah.

Dalam pandangan saya, jika anggota TNI yang sedang setir Fortuner itu punya anggapan baik terhadap sikap pengemudi Avanza, saya yakin tak akan terjadi peristiwa penodongan pakai pistol saat sukses menyalip. Bahkan bisa jadi menambah kesadaran si tentara, bahwa menyalip dari sisi kanan dilarang karena hanya untuk emergency.

Sebaliknya demikian. Kalau pengemudi Avanza punya pandangan positif terhadap Fortuner nomor plat dinas di belakang, tentu si tentara saat itu juga bisa meneruskan perjalanannya dengan lancar. 

Apa ruginya pengemudi Avanza kasih jalan di sebelah kanan. Siapa tahu mobil dinas tersebut betul-betul ada keperluan sangat penting dan mendesak. Jadinya, pengemudi Fortuner tak perlu pindah jalur hingga ke sebelah kiri hanya untuk kepentingan menyalip.

Lepas dari itu semua, todongan pistol sudah terjadi. Tak mungkin bisa ditarik ulang kebelakang pakai mesin waktu seperti terjadi di film-film misalnya. Maka yang perlu kita cermati sekarang adalah bagaimana menyelesaikan masalah tersebut secara proporsional. Yang salah tetap harus ditindak, siapapun dia.

Dan rupanya, respon para pihak yang terkait dengan masalah itu sudah memberikan jaminan akan ada penyelesaian. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyatakan siap menelusuri oknum penodong tersebut. Bahkan beliau menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang memberi laporan. 

Jadi, mari kita tunggu saja langkah-langkah dari TNI. Semoga bisa diselesaikan dengan baik bagi kedua belah pihak. 

Mengapa harus untuk kedua belah pihak..? Sebab kita sama-sama tak tahu apa maksud dan kepentingan masing-masing. Salam toleransi di jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun