Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rencana Duet Capres Cawapres Anies-AHY

18 September 2022   08:15 Diperbarui: 18 September 2022   09:17 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin dekat pilpres 2024, tambah terkuak arah parpol koalisi dan paket yang akan di usung sebagai pasangan capres cawapres. Soal koalisi, ada KIB yang dimotori oleh PPP, Golkas dan PAN. Lalu KIR gabungan Gerindra dan PKB. Partai diluar itu, yakni PDIP rupanya tetap pede jalan sendiri. Sementara Nasdem kuat dugaan akan berteman dengan Demokrat dan PKS.

Perkembangan terkini, meski jarang tampil dan masih tiarap, nampaknya Gerindra PKB diam-diam makin solid. KIB sedang menunggu kabar lanjutan, setelah ada pergantian ketum PPP secara mendadak. 

PDIP sendiri tetap sama seperti kemarin-kemarin, masih "sebagai pengamat". Yang menarik dan beritanya menghiasi media dalam dua hari ini adalah rencana pertemanan Nasdem Demokrat PKS. Terutama soal paket.

Sebelumnya, soal paket memang sudah agak terang benderang. KIR menguat pada Prabowo Cak Imin. PDIP bisa ditebak mencapreskan Puan Maharani. 

Cuma untuk diumumkan secara gamblang ke publik, partai moncong putih ini agak malu-malu. Mungkin karena elektabilitas Mbak Puan tak ngangkat, meskipun sudah diusahakan sedemikan rupa hingga bawa-bawa nama Bung Karno segala.

Nah, KIB ini yang sekarang lagi pusing. Awalnya kelihatan pede sekali, mungkin karena yang pertama kali membentuk koalisi, justru kini malah dirundung ketidak pastian. Kawan dari Golkar dan PAN yaitu PPP, lagi sibuk menyelesaikan masalah internal. Jadinya tak bisa di ganggu.

Akibatnya, pembicaraan soal paket capres cawapres juga agak tertunda. Prediksi saya dulu, tentu dengan segala macam pertimbangan, KIB akan melirik Ganjar Pranowo. 

Cuma setelah Pak Manoarfa diganti Pak Mardiono sebagai ketum PPP, nasib Pak Ganjar tak jauh beda dengan perjalanan KIB. Makin tak menemukan jalan terang.

Sebaliknya, berbeda dengan perjalanan Pak Ganjar, nasib baik agaknya mulai mendekati Anis Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Dua tokoh politik ini sekarang lagi hangat diperbincangkan untuk dijadikan paket capres cawapres. Partai pengusungnya adalah trio Nasdem Demokrat dan PKS.

Dalam pandangan saya, secara politik Pak Anies dan AHY tergolong politisi unik. Punya kelebihan dan kekurangan, namun peluang untuk di usung sebagai paket lebih terbuka di banding Pak Ganjar. Memang benar, hasil survei terakhir Pak Ganjar sebagai pemuncak "klasemen", di ikuti Prabowo dan baru Anies yang ketiga.

Cuma langkah Pak Anies lebih strategis. Dari awal gubernur DKI yang sebentar lagi akan lengser ini sudah aktif runtang runtung dengan PKS. Sementara Pak Ganjar, semata mengandalkan personifikasi positif. 

Aktif berkomunikasi dengan rakyat soal kinerja sebagai gubernur Jateng lewat media sosial. Simpati rakyat memang mengalir deras. Cuma ketika masuk ranah parpol pengusung, Pak Ganjar kesulitan mendapat pintu.

Di sisi lain, AHY memang senasib dengan Mbak Puan. Surveinya gak ngangkat. Tapi harus diingat, dua tokoh politik muda ini merupakan tokoh sentral di partainya masing-masing. 

Meski cuma pensiunan perwira menengah TNI, AHY adalah Ketum Demokrat. Sementara Mbak Puan putri mahkota Megawati di PDIP. Jadi, soal mendapat pintu dari partai pengusung tidak kesulitan. Karena mereka berdua pegang kuncinya.

Itulah yang saya katakan terggolong unik tadi. Pak Anies tak punya partai tapi dapat jaminan PKS. AHY tak kuat elektabilitasnya, tapi pegang Demokrat. Jadinya klop sudah. Keduanya saling mengisi dan mendukung. Jika tak ada aral melintang, keduanya bisa siap-siap menuju KPU kelak untuk daftar paket capres cawapres.

Nampaknya, dukungan buat Anies AHY dari para politisi partai pengusung tak main-main. Tak usah ditanya bagaimana pengurus PKS ke Pak Anies dan petinggi Demokrat ke AHY. Komentar mereka semua bisa ditebak pasti jempol dua untuk calon paket itu. Para politisi PKS Demokrat bisa ditebak tak mungkin melirik ke "lain hati".

Lalu bagaimana dengan Nasdem..? Meskipun Anies AHY bukan kader, berasal dari kalangan eksternal, namun parpol milik Surya Paloh ini kepincut pada Anies. 

Kalau paket PKS Demokrat itu jadi, sangat besar kemungkinan Nasdem akan mendukung. Jangankan nanti. Sekarang saja, nama Anies selalu disebut-sebut oleh tokoh-tokoh Nasdem.

Dulu Nasdem memang sempat memonitor nama Ganjar. Bahkan masuk salah satu kandidat yang dijaring dalam Rakernas bersama Anies dan Panglima TNI Andika Perkasa. Cuma ketika Puan Maharani datang ke markas Nasdem dan pelukan sama Surta Paloh, nama Ganjar lalu menghilang. Apa yang terjadi, saya tak tahu.

Seiring meredupnya nama Ganjar dikalangan tokoh parpol, petinggi partai Nasdem makin menaikkan nama Anies. Bahkan dipuji-puji sukses selama menjadi Gubernur DKI. Tayangan detikFlash pada 17/09/2022 membuktikan hal tersebut. Adalah Waketum Nasdem Ahmad Ali yang menyampaikan pujian atas hasil kerja Pak Anies selama memimpin Jakarta.

Kata Ahmad Ali, Pak Anies layak diusung sebagai kandidat. Alasannya, beliau punya popularitas tinggi, elektabilitas kuat, kinerja bagus dan mampu merawat ke indonesiaan yang majemuk di jakarta. Soal tuduhan terlalu ke kanan sebagai imbas pilkada DKI 2017, dinilai tak terbukti. Adapun soal kritik, Pak Anies menjawabnya dengan program kerja. Bukan dengan lisan.

Ya begitulah politik. Yang awalnya digadang-gadang punya jalan mulus dan lancar menuju kontestasi, malah kesulitan. Sebaliknya, yang sama sekali tak dilirik karena ada keterbatasan, justru punya jalan lempang tak ada hambatan. Entah seperti apa perkembangan berikutnya, menarik kita ikuti.

Cuma kalau paket Anies AHY jadi, jangan remehkan pasangan ini dalam usaha merebut suara rakyat atau vox pop. Dibelakang mereka terdapat institusi politik yang besar dan orang-orang kuat. Ingat, kolaborasi perkawanan Nasdem PKS Demokrat menghasilkan dukungan 28,50 persen. Ini tentu saja merupakan mesin politik yang sangat bersaing dan punya tenaga prima.

Lalu yang ada dibelakang mereka merupakan para tokoh senior. Sudah lama melang melintang serta aktif didunia politik, baik sejak jaman orba, reformasi bahkan hingga kini. Mereka adalah Susilo Bambang Yudhoyono bapaknya AHY. Lalu ada mentor politik Anies Baswedan Pak Yusuf Kalla. Sementara di Nasdem terdapat Pak Surya Paloh. Ayo, siapa yang berani meragukan pengalaman mereka..?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun