Cuma langkah Pak Anies lebih strategis. Dari awal gubernur DKI yang sebentar lagi akan lengser ini sudah aktif runtang runtung dengan PKS. Sementara Pak Ganjar, semata mengandalkan personifikasi positif.Â
Aktif berkomunikasi dengan rakyat soal kinerja sebagai gubernur Jateng lewat media sosial. Simpati rakyat memang mengalir deras. Cuma ketika masuk ranah parpol pengusung, Pak Ganjar kesulitan mendapat pintu.
Di sisi lain, AHY memang senasib dengan Mbak Puan. Surveinya gak ngangkat. Tapi harus diingat, dua tokoh politik muda ini merupakan tokoh sentral di partainya masing-masing.Â
Meski cuma pensiunan perwira menengah TNI, AHY adalah Ketum Demokrat. Sementara Mbak Puan putri mahkota Megawati di PDIP. Jadi, soal mendapat pintu dari partai pengusung tidak kesulitan. Karena mereka berdua pegang kuncinya.
Itulah yang saya katakan terggolong unik tadi. Pak Anies tak punya partai tapi dapat jaminan PKS. AHY tak kuat elektabilitasnya, tapi pegang Demokrat. Jadinya klop sudah. Keduanya saling mengisi dan mendukung. Jika tak ada aral melintang, keduanya bisa siap-siap menuju KPU kelak untuk daftar paket capres cawapres.
Nampaknya, dukungan buat Anies AHY dari para politisi partai pengusung tak main-main. Tak usah ditanya bagaimana pengurus PKS ke Pak Anies dan petinggi Demokrat ke AHY. Komentar mereka semua bisa ditebak pasti jempol dua untuk calon paket itu. Para politisi PKS Demokrat bisa ditebak tak mungkin melirik ke "lain hati".
Lalu bagaimana dengan Nasdem..? Meskipun Anies AHY bukan kader, berasal dari kalangan eksternal, namun parpol milik Surya Paloh ini kepincut pada Anies.Â
Kalau paket PKS Demokrat itu jadi, sangat besar kemungkinan Nasdem akan mendukung. Jangankan nanti. Sekarang saja, nama Anies selalu disebut-sebut oleh tokoh-tokoh Nasdem.
Dulu Nasdem memang sempat memonitor nama Ganjar. Bahkan masuk salah satu kandidat yang dijaring dalam Rakernas bersama Anies dan Panglima TNI Andika Perkasa. Cuma ketika Puan Maharani datang ke markas Nasdem dan pelukan sama Surta Paloh, nama Ganjar lalu menghilang. Apa yang terjadi, saya tak tahu.
Seiring meredupnya nama Ganjar dikalangan tokoh parpol, petinggi partai Nasdem makin menaikkan nama Anies. Bahkan dipuji-puji sukses selama menjadi Gubernur DKI. Tayangan detikFlash pada 17/09/2022 membuktikan hal tersebut. Adalah Waketum Nasdem Ahmad Ali yang menyampaikan pujian atas hasil kerja Pak Anies selama memimpin Jakarta.
Kata Ahmad Ali, Pak Anies layak diusung sebagai kandidat. Alasannya, beliau punya popularitas tinggi, elektabilitas kuat, kinerja bagus dan mampu merawat ke indonesiaan yang majemuk di jakarta. Soal tuduhan terlalu ke kanan sebagai imbas pilkada DKI 2017, dinilai tak terbukti. Adapun soal kritik, Pak Anies menjawabnya dengan program kerja. Bukan dengan lisan.