Kedua, dari awal Prabowo benar-benar sudah menyatakan diri sebagai capres. Cak Imin sesungguhnya juga didorong untuk posisi yang sama. Cuma ketika gandeng Gerindra yang suaranya lebih besar, kurang logis jika jadi capres. Yang lebih masuk akal adalah cawapres.Â
Sebaliknya PDIP partainya Puan, secara faktual memang merupakan pemenang pertama mengalahkan Gerindra. Namun sudah maklum itu tadi, hasil survey Puan kurang "menggigit". Kalau dipaksakan capres, resiko kalah sangat besar.
Sekarang, mari kita kulik potensi kekuatan dua calon pasangan itu, Prabowo Cak Imin dan Prabowo Puan. Cuma fokusnya khusus pada Cak Imin dan Puan saja. Untuk Prabowo saya kira tak perlu di teropong lagi. Karena secara potensial, mantan Danjen Kopasus ini bisa dikatakan sangat lengkap. Punya elektabilitas sangat kuat sekaligus pemegang tampuk kekuasaan tertinggi sebuah parpol besar.
Untuk awal, mari kita lihat dari sisi trah atau nasab. Baik Cak Imin maupun Puan sama-sama berdarah "biru", meskipun lain bidang. Anda tahu, Cak Imin adalah keponakan dari Presiden keempat Indonesia KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Cak imin juga merupakan cucu dari KH. Bisri Syamsuri. Seorang tokoh ulama besar dikalangan Nahdlatul Ulama. Dilingkungan ormas terbesar ini, Kyai Bisri sangat-sangat dihormati.
Trah Puan juga tak kalah mentereng. Sudah maklum kan, putri mahkota Megawati ini adalah cucu politikus sekaligus proklamator Republik Indonesia, Ir. H. Soekarno atau Bung Karno.Â
Tak perlu diceriterakan lebih lanjut soal siapa beliau. Yang jelas, beliau merupakan salah satu founding father lahirnya bangsa Indonesia. Rasanya, tak mungkin memisah kelahiran bangsa kita ini dengan presiden pertama RI itu.
Jadi dari segi nasab, baik Cak Imin maupun Puan sama-sama mumpuni. Cak Imin cucu seorang ulama besar. Sementara Puan, keturunan politikus kawakan.Â
Dua potensi ini, tentu harus masuk pertimbangan dalam konteks calon-menyalon. Tak bisa dipungkiri, tokoh sekelas Kyai Bisri maupun Bung Karno hingga kini pasti punya pengikut. Dan ingat, kemungkinan besar para pengikut itu akan berafiliasi kepada para keturunannya.
Sekarang dari segi kualitas personalia. Terutama kemampuan orasi. Ini penting, karena politik tak bisa dipisahkan dari kegiatan pidato atau cuap-cuap di podium.Â
Punya kemampuan orasi yang baik dapat menjadi daya tarik kuat bagi massa pemilih, terutama saat kampanye. Ingat tidak, bahwa salah satu kelebihan Bung Karno adalah karena orasinya yang sangat menggelegar dan mampu menggetarkan jagat nusantara.
Untuk kali ini, Puan harus rela mengalah. Diakui atau tidak, kualitas orasi Cak Imin jauh lebih baik dibanding Puan. Baik dari segi materi maupun intonasi.Â