Sabda beliau Nabi SAW dalam sebuah hadits, “Kasihanilah olehmu tiga golongan manusia, yaitu : Orang terpandang pada satu kaum yang kemudian jatuh terhina, orang kaya raya yang jatuh bangkrut, dan orang yang berilmu berada di kalangan orang bodoh”. (HR Al-'Askari dalam Mukhtar al-Ahadits).
Rasanya, Pak Sambo merupakan umat manusia yang dimaksud oleh Kanjeng Nabi SAW. Yaitu, orang terpandang yang kemudian jatuh terhina. Sebagai muslim, dalam melihat Pak Sambo saya tentu berpedoman pada tuntunan Kanjeng Nabi. Tidak menghujat, tapi justru harus merasa kasihan pada mantan Kadiv Propam itu.
Dapat meraih kekuatan dan penghomatan tinggi, jelas butuh perjuangan keras. Jabatan terakhir sebagai Kadiv Propam cukup membuktikan bahwa Pak Sambo mampu melewati perjuangan itu dengan baik. Namun ternyata, ada yang kurang. Pak Sambo hanya sukses berjuang dari segi fisik dan akal. Sementara mental terlupakan. Akibatnya, begitu dihadapkan pada situasi pelik yang cukup mengguncang jiwa, yang keluar adalah keputusan berdasar emosi. Bukan disandarkan pada hati nurani.
Padahal, hati nurani itulah yang membedakan manusia dibanding makhluk hidup lain yang ada didunia ini. Ketika muncul masalah, punya peran besar menentukan jenis keputusan apa yang mesti diambil. Yang didasarkan pada hati nurani, pasti berdampak baik. Sebaliknya, mengabaikan hati nurani, kerusakan adalah satu-satunya efek yang akan muncul. Itulah, mengapa saya harus merasa kasihan pada Pak Sambo. Ternyata, sebagai Kadiv Propam dia punya kekurangan yang sangat fatal dan prinsip.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H