Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pilihan Tak Sesuai, Biaya Kuliah Jadi Mahal

5 Agustus 2022   09:05 Diperbarui: 8 Agustus 2022   01:26 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kondisi di atas, rasanya tidak fair menuding sebuah universitas dianggap berbiaya mahal dan karena itu tidak perlu dipilih atau sebaliknya. Tanpa melihat faktor-faktor di atas tadi. 

Seyogianya, hal-hal tersebut juga dijadikan pertimbangan saat hendak pilih universitas atau jurusan. Jangan asal pilih. Apalagi karena ikut-ikutan. Ingat, tujuan pendidikan adalah untuk mengenali potensi dasar yang diberikan Tuhan. 

Yang dengan pendidikan itu, lalu dikembangkan. Agar jadi modal mengarungi kehidupan dunia. Kebanyakan, manusia-manusia sukses di dunia ini lahir dari pilihan pendidikan yang benar. Meskipun ada juga yang salah pilih tapi tetap sukses.

Misal comedian Cak Lontong. Masuk jurusan tekni, tapi jadi pelawak. Saat memberi sambutan di ITS ketika menerima penghargaan, dia mengatakan sebagai lulusan ITS yang tersesat di jalan yang digeluti sekarang ini. Bukan jadi "insinyur", tapi justru seniman.

Sebuah profesi yang sangat bertolak belakang dibanding gelar sarjana yang disandang Cak Lontong. Dalam sebuah acara, Pak Nuh mantan Menteri Pendidikan, bahkan memperkenalkan lulusan ITS tersebut sebagai alumni yang sukses di jalan yang sesat. Demikian Cak lontong.

Pada posisi lain, ada juga yang tanpa sedikit pun menyentuh pendidikan tinggi, namun sukses diakui kredibilitasnya secara keilmuan. Bahkan disejajarkan dengan mereka yang punya gelar professor doctor. Contoh Gus Baha atau KH. Bahauddin Nursalim. 

Seorang ulama alim 'allamah yang berasal dari rembang Jawa Tengah. Meskipun lulusan non formal pesantren dan tak bergelar sarjana S-1 sekalipun, beliau punya jabatan mentereng di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 

Gus Baha dipercaya sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf Quran. Sebuah jabatan yang sebenarnya pantas diemban oleh lulusan pendidikan tinggi macam ahli tafsir Prof. Doktor Quraish Shihab.

Tapi perlu Anda ingat. Bahwa yang begitu itu tidak banyak. Hanya dapat dihitung pakai jari. Bisa jadi, itu semacam "hadiah" dari Tuhan. Yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Kecuali mereka yang terpilih. 

Karena itu, pengecualian macam Cak Lontong dan Gus Baha jangan dijadikan pedoman atau tips menjadi orang sukses. Dalam konteks pendidikan, seyogianya harus tetap bersikap wajar. Yakni pilih universitas dan jurusan yang sesuai dengan potensi dan kondisi keuangan.

Yang patut diambil dari mereka berdua adalah semangatnya. Biarlah Anda diterima masuk hanya di universitas biasa-biasa saja. Acuhkan juga cibiran orang karena biayanya murah. Asal ketika lulus nanti, Anda betul-betul dapat menyerap ilmu secara maksimal dan potensi terkembang sempurna. Hingga akhirnya, Anda dibutuhkan dan "dikejar-kejar" banyak pihak. Mengapa? Karena tenaga dan keterampilan anda menjadi prioritas yang mereka cari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun