Sebaliknya, anda harus rela luangkan banyak waktu, tenaga dan biaya datang secara fisik ketiap rumah sanak family untuk bersalam-salaman, mohon maaf atas segala dosa dan kesalahan. Kalau yang didatangi kebetulan ada dirumah, maka anda patut bersyukur, karena saat itu juga langsung bisa ketemu.Â
Yang ironis adalah, jika ternyata sanak family tersebut juga sedang berlebaran keluar rumah sama seperti anda. Maka anda hanya memiliki dua pilihan yang, suka atau tidak, tetap harus diambil keputusannya.
Pertama, kembali lagi lain waktu, dengan konsekuensi menambah waktu dan biaya. Kedua, jika keputusan anda adalah tidak berkunjung ulang, maka konsekwensinya dosa dan kesalahan tidak akan pernah terhapus, oleh karena belum sempat mohon maaf, sebagaimana ketentuan yang digariskan oleh Allah bahwa kesalahan yang dilakukan oleh seorang muslim kepada muslim lainnya, hanya dapat dihapus oleh Allah jika antara keduanya sudah ada persetujuan untuk saling memaafkan.Â
Jika tidak ketemu, bagaimana pula anda dapat mengupayakan penghapusan dosa..? Ini adalah sebuah kondisi yang tentunya sangat memberatkan.
Namun, berlebaran atau minta maaf secara langsung, berpayah-payah dan berkeringat tanpa menggunakan android, sebenarnya adalah pilihan yang sangat menguntungkan.Â
Dan karenanya, pilihan itu patut disyukuri. Karena apa yang anda alami, yakni keluar tenaga, waktu dan biaya ekstra, melakukan kunjungan ke tiap-tiap rumah adalah ketidaksenangan yang terjadi secara fisik.Â
Sementara secara hakikat, dan ini yang lebih prinsip serta sangat disukai oleh Allah, anda sebenarnya lebih beruntung, telah dipaksa merayakan lebaran tanpa melibatkan android seperti dilakukan muslim lain.Â
Saya berani menjamin, bahwa anda yang berlebaran dan memohon maaf secara fisik kepada sanak family, adalah tergolong umat Islam yang betul-betul memperoleh kemenangan hakiki yang sebenarnya dihari lebaran ini.Â
Andalah golongan muslim, yang karena kemenangan hakiki itu menjadi sangat beruntung memiliki doa ijabah dan penghapusan dosa. Anda jugalah golongan muslim sebagaimana dimaksud dalam sabda Rasul SAW bahwa jika dua orang muslim bertemu, lalu salah satu diantaranya menjabat tangan saudaranya, maka Allah SWT pasti akan mengabulkan doa keduanya, dan tiadalah Dia melepaskan tangan mereka sehingga mengampuni dosa keduanya (HR. Anas Bin Malik). Pada lain kesempatan, Rosul SAW juga bersabda bahwa apabila seorang muslim bertemu saudara seiman, kemudian mengucapkan salam dan berjabat tangan, maka dosa-dosa keduanya gugur, sebagaimana dedaunan berguguran (HR. Hudzaifah bin al-Yaman).
Nampaklah sekarang, bahwa yang dimaksud dengan silaturahim saat merayakan hari raya idul fitrih, dan juga pada hari-hari lain, yang kemudian memberi jaminan makbulnya doa dan dihapuskannya dosa, tidak lain tidak bukan adalah terjadinya salam-salaman tangan dua orang muslim yang berlangsung secara fisik. Bukan yang melalui android.Â
Nampak jelas pula, bahwa silaturahim yang dilakukan secara maya, didalam ruang meteverse lewat jaringan internet, sebenarnya tidak memiliki nilai apa-apa. Kecuali sekedar hubungan komunikasi biasa, yang dampaknya hanya berpengaruh pada berkurangnya pulsa internet. Tidak sampai membawa para pelakunya masuk ke dalam golongan orang yang dikabulkan doa dan dihapuskan dosa-dosanya. Subhanallah.. Sebentar lagi Anda akan merayakan lebaran. Kira-kira akan masuk golongan yang mana, silahkan anda tentukan sendiri...