Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Money

Empati Ramadhan dan Larangan Eksport CPO

27 April 2022   09:54 Diperbarui: 27 April 2022   09:58 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara terinci, ada dua kelompok penting yang dimaksud oleh dalil-dalil diatas. Pertama adalah para orang kaya sebagai subyek. Kedua adalah orang-orang miskin sebagai obyek. Dalam unsur sebuah kalimat, subyek merupakan pelaku. Yakni sesuatu yang memiliki kekuasaan untuk berbuat sesuatu. Sifatnya aktif. Kedudukannya mandiri. Pada posisi lain, dalam unsur kalimat obyek menunjukkan sesuatu yang dikenai suatu pekerjaan. Sifatnya pasif. Memiliki ketergantungan terhadap pihak lain.

Maka sebagai subyek, seorang aghniya yang memberi zakat atau sedekah punya power yang lebih kuat dibanding penerima yang posisinya sebagai obyek. Power tersebut berupa kekuasaan untuk menyalurkan zakat atau sedekah kepada siapapun yang dikehendaki. Mau disalurkan lewat amil atau panitia, langsung kepada penerima, diutamakan saudara dan tetangga dekat, diberikan kepada fuqarak masakin daerah yang jauh, ya suka-suka si aghniya. Pihak lain tidak punya kerwenangan untuk ikut campur tangan.

Pada ramadhan kali ini, sebagai obyek umat islam fuqarak masakin tengah merasakan penderitaan ganda. Menahan rasa lapar dan haus karena sedang berpuasa. Dan masih ditambah lagi oleh penderitaan akibat tingginya harga kebutuhan bahan pokok yang sulit dijangkau. Sebaliknya, bagi umat islam yang tergolong aghniya, naiknya harga bahan pokok bukan suatu persoalan. Uang mereka banyak. Setinggi apapun kenaikannya, tetap bisa mereka beli.

Memang benar, karena faktor puasa, saat ini mereka juga mengalami penderitaan lapar dan haus. Sama menderitanya dengan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara muslim lainnya. Namun demikian, penderitaan yang dirasakan golongan aghniya tidak bersifat ganda. Sebagaimana dialami oleh muslim fuqarak masakin.

Pada titik inilah, peran lebih besar dari pemerintah sangat dibutuhkan. Sikap empati yang muncul sebagai dampak terciptanya harmoni kehidupan social dibulan ramadhan, harus diwujudkan dalam bentuk tindak lanjut yang nyata. Pemerintah jangan hanya berwacana mengeluarkan teori tentang strategi menurunkan harga kebutuhan bahan pokok. Tapi pada kenyataannya, harganya tidak pernah turun. Malah tambah naik.

Sekaranglah saatnya pemerintah menunjukkan kekuatan. Lanjutkan pada aksi nyata. Tidak mandeg hanya sampai pada titik turut prihatin. Gunakan power lebih kuat lagi. Pakai segala fasilitas yang dimiliki. Agar kebijakan yang dikeluarkan memiliki taring yang tajam dan tidak mandul. Jangan seperti yang sudah-sudah. Sok-sok-an keluarkan aturan HET minyak goreng Rp. 14 ribu. Namun terpaksa dicabut kembali. Karena minyak goreng langka dipasaran. Akibat ulah para mafia yang tidak ingin rugi. Ironisnya, pemerintah seakan tak berdaya. Kelihatan lemah. Tidak mampu membendung ulah para mafia. Saat dirasa untung tipis karena ada aturan HET, minyak hilang dari peredaran. Namun saat ada peluang untung lebih besar setelah HET dicabut, keberadaan minyak langsung booming dimana-mana.

Seyampang ramadhan masih ada, kesadaran pemerintah untuk membantu rakyat kalangan bawah yang posisinya sebagai obyek, masih menemukan momentum. Pemerintah harus sadar, bahwa pada ramadhan kali ini, mereka sungguh menderita. Mereka butuh bantuan. Karena tidak punya kuasa melawan permainan mafia yang dengan seenaknya mengatur peredaran bahan pokok dan mementingkan keuntungan semata. Sekuat apapun mereka berteriak, para mafia tidak akan pernah mendengar. Akibatnya, mereka tetap menderita.

Ibarat orang kaya, posisi pemerintah adalah sebagai subyek. Punya kuasa mengatur dan menentukan kebijakan soal bahan pokok. Kalau para orang kaya sukses meneruskan rasa empati kepada para fuqarak masakin di bulan ramadhan ini, dalam bentuk aksi nyata mengeluarkan zakat dan sedekah, masak pemerintah yang punya power besar tidak bisa mengendalikan harga bahan pokok dan melawan para mafia..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun