Berikut ini adalah skrip pidato Presiden RI pada Hari Cinta. Diketik oleh sekretaris pribadi Mr. President, Natalia Debiova Bolsov. Diedit ulang oleh Penasihat Mr. President, Ontoseno Mangkurondho. Digandakan dengan mesin Risso oleh Kepala Rumah Tangga Istana, Jemangin Kanginan Parangin Angin.
Dan detik ini, sedang kubaca di studio eksklusif televisi swasta. Dan disiarkan secara langsung ke seluruh pelosok negeri. Ontoseno menyimak pidatoku. Katanya, siapa tahu ada yang keliru tulis atau keliru ketik. Maka dia mengawasi jalannya pidatoku.
Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Salam Sejahtera untuk Seluruh Rakyat Negeri Ini.
Yang terhormat, para gubernur, bupati dan walikota..
Yang tercinta, tukang becak, tukang gorengan dan kernet angkot..
Yang terhormat, anggota parlemen, pusat maupun daerah..
Yang tercinta, tukang bakso, tukang siomai dan pedagang asongan..
Yang terhormat, para menteri dan kepala lembaga tinggi negara..
Yang tercinta, kuli bangunan dan tukang sapu di stasiun, di jalan..
Yang tercinta, seluruh penghuni republik ini.. tanpa kecuali. Baik sebangsa manusia atau hewan, jin atau setan, iblis atau kuntilanak, semut maupun gajah, gurem atau jerapah dan semuanya. Sulit bagi saya menyebutnya satu persatu.
**
Sebagaimana kita ketahui bersama, hari ini adalah Hari Cinta. Pada hari yang berbahagia ini, saya Presiden Republik Ini ingin mengajak seluruh elemen bangsa untuk mencintai Tuhan dan mencintai sesama.
Sebenarnya, Tuhan sama sekali tak membutuhkan cinta kita karena tanpa cinta kita pun, kekuasaan Tuhan takkan tergoyahkan dan kemuliaanNya takkan tereliminasikan.
Tapi mengapa kita harus mencintai Tuhan?
**
Sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air.
Cinta kepada Tuhan akan menjaga kita dari keberlebihan cinta kita selama ini kepada dunia. Seperti kita ketahui, jika kita mencintai dunia yang fana ini dengan berlebihan, maka kerusakan akan muncul di muka bumi.
Jika kita mencintai harta dengan berlebihan, maka kita akan menjadi orang yang suka bermewah-mewah, berfoya-foya, berlomba-lomba menumpuk harta, dan akan mengejar harta dengan cara apapun, termasuk korupsi dan mencuri.
Jika kita mencintai tahta dengan berlebihan, maka kita akan mencari tahta dengan berbagai cara. Kolusi, menyogok, menyikut dan tentu saja menjilat.
Jika kita mencintai wanita dengan berlebihan, maka kita tidak akan pernah setia kepada pasangan hidup kita, kita hanya akan mempunyai 'wanita simpanan' dimana-mana, dan hati kita akan buta. Hanya menari-nari dan mengikuti hawa nafsu yang tak pernah ada habisnya ini.
Agar kita tak terjerumus kedalam cinta berlebih kepada dunia, maka kita harus mencintai Tuhan.
Lantas, bagaimanakah cara kita mencintai Tuhan?
**
Sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air.
Cintailah Tuhan dengan cara mengingatNya dan bersyukur atasNya, kapanpun dan dimanapun. Sodaraku, kita telah lama melupakanNya. Kita telah lama tak mengingatNya, dan kita telah lama tak bersyukur atas nikmat dan karuniaNya.
**
Sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air.
Cinta kepada Tuhan akan membuat hati kita tenang karena ada syukur di dalam cinta itu. Jika kita punya rasa syukur, maka hati kita akan tenang dan tenteram.
Sodara-sodaraku..
Apakah yang kita cari dalam hidup ini selain ketenangan hati dan ketenteraman jiwa?
Harta trilyunan takkan pernah bisa menjamin hati kita menjadi tenang.. meskipun tentu tanpa harta kita juga sulit untuk bahagia. Tapi bukan itu ukuran ketenangan hati kita. Bukanlah harta yang membuat kita bisa bahagia.
**
Karena kita mencintai Tuhan, maka kita bersyukur atas pemberianNya.
Seribu rupiah di dalam dompet kita, jika hati kita penuh syukur kepada Tuhan, maka seribu itu akan membuat hati kita menjadi tenang.
Satu milyar uang kita di rumah atau di ATM, jika kita tak pernah bersyukur atas pemberianNya, maka kita hanya akan khawatir uang kita hilang.. kita didera cemas dan takut.. Kita hanya akan memikirkan yang belum kita punya. Kita hanya akan menginginkan dua milyar lagi, tiga milyar lagi.. dan seterusnya.. karena tak ada syukur atas Tuhan.
**
Sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air.
Kita hanya makan tiga kali sehari, sekali makan satu piring saja. Mari kita syukuri keadaan ini dengan baik. Jika kita memaksakan diri untuk berlebihan, dengan makan sehari 20 kali, maka hanya penyakit yang akan muncul dalam tubuh kita.
Karena itu, mari kita syukuri pemberian Tuhan itu dengan cinta juga. Yakni, cinta kepada sesama. Mari kita berikan sebagian harta kita kepada mereka yang membutuhkan. Mari kita berikan sekian piring dari nasi kita untuk orang-orang miskin yang kelaparan dan anak-anak yatim yang terlunta. Mari kita mencintai sesama.
**
Sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air.
Kita juga hanya akan tidur tiap malam dengan satu kasur saja. Jika kita mempunyai 20 kasur untuk alas tidur kita, dan kita suka berpindah-pindah tidur dalam semalam, jelas kita malah tak pernah bisa tidur.
Karena itu, mari kita syukuri pemberian Tuhan ini dengan mencintai sesama, mencintai mereka yang tak pernah punya tempat tinggal atau tempat tidur yang layak. Mereka yang ada di kolong jembatan, mereka yang di pinggiran rel kereta api, dan mereka yang tidur di bantaran kali.
Mari kita sisihkan harta kita untuk membantu mereka. Mari kita ringankan beban mereka. Karena kita mencintai sesama. Karena kita bersyukur kepada Tuhan.
**
Sodara-sodaraku.
Hari Cinta adalah hari yang penuh dengan cinta.
Keluarlah dari rumahmu, dan datangilah orang-orang yang kelaparan dengan nasi bungkus di tanganmu yang akan engkau berikan kepada mereka.. dengan penuh cinta.
Keluarlah dari rumahmu, dan datangilah orang-orang yang tersesat dengan membawa kompas di tanganmu.. dengan penuh cinta.
Keluarlah dari rumahmu, dan datangilah mereka yang sedang patah hati.. hiburlah mereka.. katakan kepada mereka bahwa dunia tak seluas daun pepaya. Senangkanlah mereka dengan penuh cinta..
Keluarlah dari rumahmu, dan datangilah mereka para jomblowan dan jomblowati. Katakan kepada mereka bahwa Tuhan pasti sudah menyediakan jodoh untuk mereka. Suruh mereka bersabar.. dengan penuh cinta.
Keluarlah dari rumahmu, dan datangilah mereka para janda-janda yang kesepian.. dengan penuh cinta..
Tiba-tiba.. Ontoseno nyeletuk..
"Mr. President.. nggak ada di skrip pidato itu.. tentang janda-janda kesepian.. Skrip pidato Anda.. kok beda sih dengan punya saya?? Lha kan sebenarnya tadi.. konsepnya kan sama.. pas dibaca.. kok jadi beda??"
Ontoseno mengambil skrip pidatoku. Melihatnya dengan seksama..
"Lha.. ini kan juga sama dengan punya saya.. lhah Anda tadi kok menyebut janda-janda kesepian?? Di skrip ini tidak ada, Mr. Presideent.." Ontoseno menatapku.
Aku kaget juga.
"Ooh..mungkin tadi saya lagi berimprovisasi, Pak Ontoseno.. maaf ya.." kataku agak malu-malu.
"Dasar!! Improvisasi kok tentang janda-janda kesepian.."
"Yaah.. gimana sih Pak Ontoseno ini.. hari ini kan hari penuh cinta. Kita datangi janda-janda itu dengan penuh cinta gitu.."
"Tapi.. nanti pemahaman masyarakat bisa beda, Mr. President.."
"Oooh.. gitu ya.."
"Iya.. gimana sih..??"
Dan akupun menuruti nasihat Pak Ontoseno untuk tak berimprovisasi terlalu jauh dalam pidatoku.
[ salam hari cinta ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H