"Ya nanti saya suruh Jemangin mengambil air dari sumur istana.."
"Ah.. nggak bisa dong, Pak Presiden.."
"Memangnya kenapa?"
"Airnya harus diambil dari tujuh sumber mata air di negeri ini.."
"Ooh.. Tujuh sumber??"
"Iya, Pak Presiden. Diantaranya, dari mata air Pandaan dan dari mata air di Puncak.."
Aku berpikir sebentar. Kok seperti mata air yang ada di botol air mineral itu, ya??
**
Segera saja aku menyuruh orang-orangku untuk mendatangkan air itu. Dan campuran air tujuh sumber pun telah berada di dalam baskom Ki Jaljalut. Dan segera, ia mengucapkan mantera-mantera aneh. Mata Ki Jaljalut melotot, dan bibirnya komat kamit. Sebentar kemudian, ia melirikku.
"Maaf, Pak Presiden. Anda ingin melihat scene masa depan untuk.. berapa tahun ke depan?" tanya Ki Jaljalut.
Busyet! Ki Jaljalut tahu istilah scene. Apa dia mantan sutradara filem, ya?