Saya sengaja duduk di depan dan berkomunikasi langsung dengan Pak Kholik, pengemudi sekaligus pemilik mikrolet yang kami tumpangi.
Pak Kholik menceritakan perjalanan panjang kondisi transportasi publik yang semakin terpuruk sejak pengguna lebih memilih kendaraan pribadi dan transportasi online. Puncak keterpurukan angkot di Kota Malang terjadi pada masa pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian dan sosial masyarakat secara global.
Mikrolet Pak Kholik dulu melayani jalur ABB (Arjosari - Borobudur - Bunulrejo) yang kini sudah tidak beroperasi. Mikrolet jadul miliknya kini hanya digunakan untuk kegiatan sekolah, acara kampung, dan kebutuhan aksidental lainnya.
Hal serupa disampaikan oleh Pak Khabibi, sekretaris Serikat Sopir Indonesia (SSI) Kota Malang, yang memiliki mikrolet jalur ADL (Arjosari - Dinoyo - Landungsari). Baik Pak Kholik maupun Pak Khabibi sangat berharap pemerintah memberikan perhatian khusus agar transportasi publik tetap berkelanjutan.
Demikian juga dengan kisah Pak Sutrisno, ketua SSI Kabupaten Malang yang menggambarkan kondisi serupa. Mikrolet jalur TA (Tumpang - Arjosari) miliknya kini lebih sering digunakan oleh pedagang sayur untuk berbelanja di pasar induk. Kendati demikian, mikrolet tetap menjadi pilihan transportasi terjangkau untuk perjalanan dalam kota.
Melihat kondisi ini, pemerintah Malang Raya perlu berbenah dengan langkah-langkah strategis yang menguntungkan semua pihak, baik penyedia transportasi maupun penggunanya.
Kota Malang dan Persiapan Program BTS
Kota Malang telah memulai langkah-langkah strategis untuk mengatasi krisis transportasi dengan merencanakan program Buy The Service (BTS).Â
Program ini bertujuan menyediakan transportasi umum yang terjangkau, nyaman, dan berkelanjutan bagi masyarakat. Berikut adalah fokus utama persiapan BTS di Kota Malang:
- Pembangunan infrastruktur pendukung seperti halte modern dan jalur khusus yang akan dibangun untuk mendukung kelancaran operasional BTS.
- Integrasi dengan moda transportasi lain; yakni BTS direncanakan terintegrasi dengan angkutan kota (angkot) dan moda transportasi lainnya untuk menciptakan sistem yang terpadu.
- Edukasi dan promosi dengan berkampanye untuk mendorong masyarakat menggunakan BTS yang akan dilakukan melalui berbagai media.
- Subsidi dan insentif pemerintah kota Malang akan diberikan untuk biaya operasional BTS agar tarif tetap terjangkau, terutama bagi pelajar, pekerja harian, dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Konsep Program BTS
Konsep program BTS (Buy The Service) adalah inisiatif dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas transportasi umum melalui subsidi layanan angkutan umum.Â
Program ini diterapkan di berbagai kota, termasuk Kota Malang, untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, mengurangi kemacetan, dan memperbaiki aksesibilitas transportasi bagi masyarakat.