"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas 2:10-11)
Malam ini seluruh umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Vigili (malam) Natal untuk berjaga-jaga menyambut kehadiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat.
Kutipan ayat alkitab di awal tulisan ini merupakan warta malaikat (Malaikat Gabriel) kepada para gembala pada malam saat Yesus lahir di sebuah kandang hewan di kota Betlehem. Gembala merupakan simbol orang-orang sederhana dan terpinggirkan.
Sejalan dengan tema Natal 2024, "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem", gereja mengundang umat untuk merefleksikan arti perjalanan iman, kerendahan hati, dan harapan.
Betlehem adalah tempat Yesus lahir, simbol awal sederhana di mana keselamatan dunia dimulai.
Saya tersentuh ketika Pastor Soni Keraf, SVD membawakan homili pada Misa Vigili Natal ke-2, pukul 21.00 di Gereja Katolik Ratu Rosari Kesatrian Malang.
Beberapa hal yang dapat saya petik sebagai bahan permenungan saya di malam suci ini untuk olah iman dan kematangan pribadi saya sebagai seorang kristiani akan saya ulas sebagai sharing iman dalam tulisan saya kali ini.
Perjalanan Iman & Kerendahan Hati
Ajakan untuk pergi ke Betlehem adalah panggilan untuk meninggalkan kenyamanan diri dan berjalan menuju Tuhan. Ini melibatkan perubahan hati, mendekatkan diri kepada-Nya, dan menyadari kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Betlehem bukan kota besar, tetapi tempat kecil dan sederhana. Melalui tema kita diingatkan bahwa Allah sering bekerja melalui hal-hal kecil dan tidak mencolok. Ini mengajak umat untuk menghargai nilai kerendahan hati, kesederhanaan, dan kasih tanpa pamrih.
Kesatuan, Toleransi, Pengharapan, dan Sukacita
Perjalanan menuju Betlehem melibatkan gembala yang pertama kali melawat kanak Yesus hingga orang majus dari timur. Sebuah gambaran sebagai panggilan untuk bersatu dalam perbedaan, menunjukkan kasih kepada sesama tanpa memandang latar belakang, dan merayakan keberagaman sebagai bagian dari rencana Tuhan.
Betlehem adalah simbol harapan karena di sana Sang Juruselamat lahir. Ajakan kembali ke Betlehen mengingatkan umat bahwa Natal adalah waktu untuk memperbarui harapan, bahkan di tengah tantangan hidup.
Tema Natal 2024 ini memiliki korelasi mendalam dengan kondisi dunia saat ini, yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Hal ini dapat dijelaskan dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Panggilan untuk Meninggalkan Kekacauan Menuju Perdamaian
Dunia sedang menghadapi konflik, perang, ketegangan sosial, dan krisis lingkungan. Betlehem sebagai tempat lahirnya Sang Raja Damai menjadi simbol panggilan untuk meninggalkan kekacauan dunia dan berjalan menuju perdamaian sejati. Perjalanan ini menuntut umat manusia untuk bekerja sama dalam mewujudkan keadilan, toleransi, dan kasih universal.
2. Kesederhanaan di Tengah Materialisme
Betlehem mengingatkan dunia bahwa kebahagiaan dan keselamatan tidak ditemukan dalam kekayaan atau kekuasaan, melainkan dalam kesederhanaan dan kasih. Dalam era yang sarat dengan konsumerisme dan individualisme, tema ini mengajak kita untuk kembali pada nilai-nilai sederhana, berbagi dengan yang membutuhkan, dan hidup dengan rasa syukur.
3. Pengharapan di Tengah Krisis Global
Pandemi, perubahan iklim, dan ketidakstabilan ekonomi telah membuat banyak orang kehilangan harapan. Betlehem menjadi lambang awal pengharapan baru. Tema ini mengajak umat untuk tetap beriman dan optimis bahwa Tuhan bekerja melalui setiap kesulitan, membawa solusi dan pemulihan.
4. Persatuan di Tengah Polarisasi
Dunia saat ini cenderung terpecah karena perbedaan ideologi, agama, budaya, dan politik. Kisah perjalanan menuju Betlehem mengajarkan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakangnya (gembala sederhana hingga orang majus dari bangsa lain), diterima untuk bertemu Yesus. Tema "Kembali ke Bethlehem" ini menjadi seruan untuk mengatasi polarisasi dengan saling menghormati, memahami, dan mencintai sesama.
5. Kesadaran untuk Bertindak Sekarang
Ajakan “Marilah Sekarang” adalah panggilan mendesak. Dalam menghadapi ancaman seperti perubahan iklim dan ketidakadilan, dunia tidak bisa menunda lagi untuk bertindak. Tema ini menginspirasi tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi global dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Sebuah Refleksi:
Dalam konteks pribadi, keluarga, dan komunitas, undangan kembali ke Betlehem mengajak semua orang untuk menjadi alat Tuhan yang membawa damai, harapan, dan kasih di tengah dunia yang membutuhkan pemulihan.
Sebagaimana Yesus hadir ke dunia dalam kesederhanaan, kita pun diajak untuk memperhatikan orang-orang kecil, marjinal, dan terpinggirkan.
Selamat Natal 2024 bagi sahabat Kompasianer yang merayakan. Salam damai dan cinta. (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H