Kehidupan Suster Francesco adalah contoh nyata tentang bagaimana seseorang dapat mengabdikan seluruh hidupnya untuk kebaikan orang lain. Beliau tidak hanya mendidik dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan dan keteladanan hidupnya.
Meskipun beliau telah berpulang, semangat dan nilai-nilai yang ditanamkannya tetap hidup dalam hati mereka yang pernah disentuh oleh kehadirannya. Banyak alumni dari sekolah Ursulin mengenang beliau sebagai sosok ibu yang penuh kasih, pembimbing yang bijak, dan inspirator yang tak tergantikan.
Tetap Menginspirasi Sampai Akhir Hayat
Hingga akhir hayatnya, Sr. Francesco tetap aktif dalam dunia pendidikan. Ia menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan mendampingi para guru muda, memastikan semangat pendidikan yang inklusif dan humanis terus dilanjutkan. Pada saat berpulang, ia dikenang sebagai figur yang penuh cinta, pengabdian, dan ketulusan.
Warisan Sr. Francesco Marianti, OSU, akan terus hidup dalam hati murid-muridnya dan dalam institusi pendidikan yang ia bangun. Beliau adalah contoh nyata dari seseorang yang menjalani hidup sepenuhnya untuk melayani Tuhan dan sesama melalui pendidikan.
Semoga semangat dan dedikasi Sr. Francesco menginspirasi generasi berikutnya untuk terus memperjuangkan pendidikan sebagai jalan menuju transformasi masyarakat yang lebih baik.
Mengenang Suster Francesco
Untuk menghormati jasa-jasa beliau, komunitas Ursulin mengadakan Misa Requiem pada Selasa, 17 Desember 2024 pukul 19.00 di kapel Biara Ursulin Santa Ursula Jakarta.Â
Ibadah penghormatan terakhir dilaksanakan di Kampus Ursulin Santa Ursula BSD dan dimakamkan di Selapajang Tangerang pada Kamis, 19 Desember 2024 pukul 13.00 WIB. Acara ini menjadi momen refleksi dan syukur atas hidup dan pelayanan beliau.
Kehidupan Suster Francesco mengajarkan kita bahwa pendidikan sejati adalah tentang membangun manusia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berhati mulia. Beliau adalah legenda yang telah berpulang, tetapi teladannya akan terus hidup sebagai inspirasi bagi generasi mendatang.
Kerinduan Sejauh Doa
Dalam sebuah perbincangan dengan Sr. Lucia Anggraini, OSU ketika tim buku 125 tahun Ursulin di Kota Malang melakukan pertemuan akhir November lalu, saya sempat mengungkapkan kerinduan untuk bertemu dan turut mewawancarai Sr. Francesco tentang sejarah kampus Cor Jesu khususnya SMA yang pernah beliau pimpin (1965-1971).
Tuhan berkehendak lain, ternyata kerinduan ini hanya sejauh doa. Sebelum niat itu terwujud beliau sudah dipanggil pulang dan menyisakan duka terdalam bagi saya dan semua orang-orang yang mengasihinya.