Maka dengan segala upaya Romo Lohuis berhasil mendidirikan gereja dengan bangunan yang berbentuk salib dan bangunan pastoran sebagai tempat romo berkarya menggembalakan umat Katolik di wilayah desa Lodalem dan sekitarnya.
Pasar Dukun
Berdasarkan cerita masyarakat sekitar dan beberapa umat paroki Lodalem, desa ini mempunyai sejarah yang menarik, berkaitan dengan adanya seorang ahli penyembuh hewan yang sakit. Ahli penyembuh hewan yang sakit ini adalah Eyang Bolo dan Eyang Reso yang juga merupakan pamong dusun Lodalem.
Dikisahkan pada saat terjadi perang antara Adipati Blitar melawan Adipati Sengguruh, Eyang Bolo dan Eyang Reso merawat banyak pasukan yang terluka di Lodalem (rumah yang ditempati kaum terhormat).
Demikian juga Lodalem pernah menjadi kamp pengungsian saat Agresi Militer I dan II, sekitar tahun 1948. Tempat latihan baris-berbaris pasukan terletak di sebelah utara Lodalem yang sekarang disebut dusun Barisan.
Karena hal keahlian dan terkenalnya desa ini memiliki ahli penyembuh, Lodalem menjadi terkenal sebagai pasar dukun. Sampai sekarang, dusun Lodalem menjadi bagian dari dusun Arjowilangun yang terdiri dari 5 pedusunan yaitu Duren, Pangganglele, Lotekol, Barisan dan Lodalem sendiri.
Konon yang menjadi pemimpin desa adalah Ki Demang Mertowijoyo yang petilasannya masih menjadi saksi sejarah sampai saat ini. Seperti Tanah Ngampel di Lodalem, Punden di Barisan, Sanggar dan Paron di Pangganglele serta Sumbersuko di Lotekol sedangkan di Duren disebut tanah Ngandong-Gurit.
Mengenal Romo Gerardus Johannes Antonius Lohuis, O. Carm.
Romo G.J.A. Lohuis, O.Carm atau dikenal juga dengan Romo Hubertus Lohuis, O.Carm adalah seorang imam Katolik dari Ordo Karmel (O. Carm) merupakan seorang kelahiran Belanda.
Romo Lohuis yang menanam batu penjuru Paroki Maria Annunciata. Beliau melayani umat dan masyarakat, terutama dalam membela hak asasi manusia pada masa peberontakan PKI, membuat Rm. Lohuis diterima di hati semua orang.Â
Romo Lohuis yang lahir pada 25 Agustus 1924 ini datang ke Indonesia sebagai misionaris untuk melayani umat Katolik, khususnya di wilayah Keuskupan Malang khususnya di wilayah Malang Selatan. Dalam pelayanannya, beliau dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam membangun kehidupan iman umat melalui pendidikan, pastoral, dan pendirian komunitas Gereja.