Di Tepi Selokan Mataram
air di pelupuk mataku terjatuh
membelah kali Progo dan Opak
memandang punggungmu berlalu dari tatap
tinggalkan aroma nafasmu yang lekat
kupandangi wajahku dalam air kali yang beriak
pucat pasi kusut masai
tiga tahun lalu kaulambungkan puji puja cinta
hari ini kaubiarkan jatuh dan karam
di utara Yogyakarta, di tepi Selokan Mataram
kepingan hati kutinggalkan
kepungan ego kutanggalkan
aku hanya membisu dan diam
Menunggu Rama
menunggu kijangmu, Rama-ku
kuhalau kejut cinta sang Rahwana
menggelepar di tengah hamparan pohon kamboja
di bawah langit jingga Keputren Ratu Boko
lengangnya Paseban
menggiringku tetap bergeming;
“setialah selalu, dinda…”, katamu
ragaku melayang di atas rimbun alas Dandaka
berhambur dalam peluk Rama-ku,
air mata berderai jatuh
basahi dadamu, basuh rinduku
Bertelut di Ganjuran
di alas Candi Ganjuran,
kubertelut dalam hening
menjuntai doa dan mantra
bercakap dengan khalik dan semesta
di hati-Mu aku berteduh
di kaki-Mu aku bersimpuh
“Sampeyan Dalem Maha Prabu Yesus Kristus, Pangeraning para Bangsa”
titip rindu damai dan sejahteranya bangsaku
angin semilir bertiup
menggoyang delapan lilin di bawah tangganya
asapnya meliuk mengudara
seru doaku menyusup di antaranya
Bakpiaku Tertinggal di Kereta
penuh riuh dalam desak
kuterhimpit di sela rak bakpia pathok 25
tiga puluh menit berlalu
alarm selulerku berdering tak henti
melonjak kuberlari
menuju stasiun Lempuyangan
dalam engah kudisambut senyuman
Ai cantik teman seperjalanan
mataku berkejap-kejap
sempoyongan aku berpamit mengakhiri perjalanan
kubalas lambaian tangannya dari luar kaca kereta
samar kueja bibirnya, “bakpiamu tertinggal di kereta…”
4 Putiba (Puisi Tiga Bait) di atas dimuat dalam Buku Latar Yogya yang diterbitkan oleh komunitas Teras Putiba Indonesia oleh penerbit Delima Sidoarjo Jawa Timur pada bulan Agustus 2024 yang lalu.
Saya berkontribusi dalam buku setebal 188 halaman ini bersama 53 penulis lainnya yang digagas dan dikurasi oleh sastrawan dan dosen ternama Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd.
Yogya, memang kota penuh memori dan tak akan habis untuk dituliskan, digambarkan, dan dikisahkan. Salam Literasi! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H