Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jejak Sang Pencerah dari Surga Tersembunyi Pesisir Pantai Malang Selatan

12 November 2024   08:30 Diperbarui: 14 November 2024   09:01 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permainan tradisional egrang yang mulai terkikis di era Gen Z (Dokumentasi pribadi September 2024)

Sampah-sampah organik dan non organik yang dihasilkan dipilah di setiap rumah tangga. Beberapa sampah non organik dikumpulkan pada pengepul untuk kemudian dapat didaur ulang. Selain itu sampah-sampah berupa botol plastik diolah kembali menjadi ecobrick, souvenir yang dikelola bersama dalam Rumah Botol, sebuah rumah kecil yang dibuat dari sampah-sampah botol dan berisi benda-benda atau souvenir yang dibuat dari sampah botol plastik.

Sampah atau limbah organik pun diolah kembali menjadi pupuk cair secara alami tanpa bahan kimia dan dikumpulkan di satu tempat dalam pendopo di kompleks Sanggar Pasinaon Maritim. Pupuk cair organik ini dibuat sendiri dan dapat digunakan oleh masyarakat setempat.

Selain limbah organik dan non organik juga terdapat limbah batok kelapa yang dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan atau souvenir. Pilar Lingkungan yang telah ditanamkan selama ini sangat  berkontribusi dalam upaya perawatan lingkungan yang berkelanjutan.

Agung, Tim pengurus KBA Lenggoksono, dan penulis dalam Rumah Botol (Foto : Agung September 2024)
Agung, Tim pengurus KBA Lenggoksono, dan penulis dalam Rumah Botol (Foto : Agung September 2024)

Kegiatan ini bermanfaat dan termasuk dalam pilar Kesehatan karena lingkungkan yang bersih dan sehat membuat Kawasan menjadi terbebas dari penyakit, seperti penyakit DB, malaria dan lain sebagainya. Kegiatan ini pun masuk dalam pilar Kewirausahaan yang berfokus pada hasil dari limbah berupa hasil kerajinan atau souvenir.

Hasil kerajinan tangan dari limbah batok kelapa, berpotensi untuk meningkatkan pilar Lingkungan dan Kewirausahaan (Foto : Agung Triono 2024)
Hasil kerajinan tangan dari limbah batok kelapa, berpotensi untuk meningkatkan pilar Lingkungan dan Kewirausahaan (Foto : Agung Triono 2024)

Hal luar biasa dapat teraih, semua upaya ini juga meningkatkan potensi pariwisata setempat sehingga dapat ditarik benang merah bahwa segala kegiatan yang telah dilakukan menghasilkan 3 dampak berkelanjutan yang disebut “Ekosismi” yaitu ekologi, sosial dan ekonomi.

Pupuk organik cair buatan  ibu-ibu KBA Lenggoksono yang bermanfaat untuk petani warga setempat (Dokumentasi pribadi September 2024)
Pupuk organik cair buatan  ibu-ibu KBA Lenggoksono yang bermanfaat untuk petani warga setempat (Dokumentasi pribadi September 2024)

Gerakan Sapu Bersih

     Melalui sosialisasi terus menerus dalam kelompok ibu-ibu PKK, Agung Triono bersama pengurus membudayakan Gerakan atau Aksi Sapu Bersih setiap seminggu sekali bergotong-royong bersama seluruh masyarakat membersihkan lingkungan sekitar. Selain itu kegiatan sapu bersih ini juga rutin sebulan sekali dilakukan pada sungai-sungai dan pantai.

     Gerakan serentak ini dilakukan oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja, juga dewasa. Penanaman karakter bersih lingkungan ini telah Agung tanamkan sejak dini dalam diri anak-anak KBA Lenggoksono, sehingga kegiatan mereka bervariasi atau tidak monoton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun