Berawal dari cinta; cinta pilihan topiknya, cinta bangunan-bangunan sejarahnya, juga cinta pada Kota Malang tercinta aku pun menuliskan semuanya dengan gembira.
Topik Bangunan Peninggalan Kolonial Belanda di Kota Malang
Menjawab tantangan Kompasiana yang berkolaborasi dengan Mister Remco Vermeulen, aku pun menuliskan tentang keberadaan bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda di Kota Malang.Â
Inginnya menulis semuanya, karena saking banyaknya aku hanya mampu mengupload bangunan-bangunan heritage yang paling aku kenal dan kukuasai.Â
Tulisan-tulisan yang telah tayang di Kompasiana tersebut antara lain adalah :
- Mengintip Keberadaan Lonceng Cor Jesu Malang Sejak Tahun 1925
- Orisinalitas Gedung Cor Jesu Malang Sebagai Cagar Budaya
- Klenteng Eng An Kiong, Bangunan Tua Dekat Stasiun Kota (Juara I Kompetisi Clickompasiana)
- Hampir Satu Setengah Abad Stasiun Kota Malang (Juara III Kompetisi Clickompasiana)
- Eksistensi Malang Ursuline Galery dalam Upaya Menjaga dan Memelihara Bangunan Era Kolonial Belanda
- Menikmati Senja di Viaduct Klodjen Lorstraat
- Menyusuri Sejarah Rumah Sakit Lavalette yang Konon Terkenal Mistis
- Ada Jejak Freemason di Beberapa Bangunan Belanda Kota Malang
- Sirnanya Ikon Gedung Kembar di Kawasan Kadjoetangan Heritage
- Gereja Kayutangan Master Piece Kolonial Belanda di Kota Malang
- Mengintip Stadion Gajayana Malang di Tengah Isu Tukar Guling
Tampak sudah banyak, namun masih banyak lagi yang ingin kutulis dan kubagikan, mungkin di kesempatan berikutnya, semoga!
Sungguh tak disangka, tulisan-tulisan ini membuat aku terpilih menjadi salah satu dari 5 orang yang direspon oleh Mr. Remco Vermuelen. Harapanku tulisan-tulisan ini bermanfaat dan berguna bagi beliau dan bagi banyak orang sebagai khasanah kekayaan Indonesia akan bangunan-bangunan megah peninggalan kolonial Belanda.
Tetap Lestari
Tak dapat kita pungkiri, bangunan-bangunan bersejarah ini banyak yang hilang ditelan waktu dan rusak digerus keadaan dan kebutuhan manusia-manusia yang lahir dan tumbuh di era yang selalu baru dan berkembang secara digital.
Tugasku, tugas kita semua adalah tetap merawat dan sebisa mungkin menjadi salah satu orang yang melestarikannya secara kreatif sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita masing-masing.
Bagi kaum pengusaha muda kreatif dapat memanfaatkan bangunan-bangunan ini menjadi tempat estetik yang menunjang usaha mereka baik usaha kuliner, garmen atau lainnya tanpa mengubah dan merusak yang sudah ada.Â
Bagi kita sebagai generasi yang tinggal menikmati, sudah seharusnya turut melestarikan dengan cara menjaganya dari upaya-upaya yang merusak atau dengan tidak melakukan tindakan merusak terhadap bangunan heritage ini.
Terima kasih Kompasiana dan Mister Remco
Tak ada lagi yang dapat kupersembahkan selain ucap limpah terima kasih kepada Kompasiana dan Mister Remco yang memilih aku sebagai salah satu orang yang menerima hadiah istimewa dari negeri Kincir Angin.