Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Hadiah Ulang Tahun dari Kompasiana dan Mister Remco Vermeulen

13 Juli 2024   15:20 Diperbarui: 15 Juli 2024   14:46 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati "Stroopwafel" | Dokumentasi pribadi 2024

"Cara yang paling hebat untuk hidup dengan bahagia di dunia adalah dengan menjadikan diri kita sebagai orang yang paling beruntung. Ingatlah bahwa jalan hidup ini merupakan langkah untuk menjadi diri sendiri."

Amazing July!

Bagiku Juli selalu istimewa. Tak hanya karena aku terlahir di bulan Juli saja, melainkan selalu banyak kejutan yang membahagiakan dan juga membuatku harus menitikkan air mata di bulan yang separuhnya di awal dinaungi zodiak kepiting ini. 

Juli tahun ini aku mendapat hadiah kelancaran studi ketiga jagoanku, si sulung mengakhiri kuliahnya di semester enam, adiknya lulus dari SMK dengan nilai memuaskan, si bungsu lulus SMP dengan nilai bagus dan dapat melanjutkan ke SMA yang diinginkannya.

Aku juga dihujani berkat dari beberapa keluarga yang mengasihi keluargaku; doa, perhatian, kasih dan cinta yang mendukung keberlangsungan kehidupan aku dan keluarga kecilku.

Juli penuh tawa dan sukacita sekaligus menguras air mata, ketika di bulan ini juga aku harus mengalami perpisahan dengan orang-orang yang telah berjasa dalam perkembangan hidupku.

Sebuah langkah baru bagi sebagian orang yang berjiwa membangun dan membagikan kebaikan ke segala tempat, merupakan sesuatu yang layak didukung.

Dari semua yang istimewa, ada satu hadiah langka yang aku sendiri sempat lupa karena event tematik yang kuikuti ini sudah berlangsung tujuh bulan silam. 

Istimewa | Dokumentasi pribadi 2024
Istimewa | Dokumentasi pribadi 2024

Selama ini aku tak pernah berharap untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan oleh Kompasiana, karena topik yang diusung benar-benar aku sukai. Menulisnya tanpa hadiah aku sudah bangga dan senang.

Sebelumnya, tanggal 30 Juni aku mendapat WA kejutan bahwa tulisanku dalam event kolaborasi dengan Mr. Remco Vermeulen terpilih untuk mendapatkan merchandise dari Negeri Kincir Angin seperti yang pernah dijanjikan. 

Aku diminta mengirim email konfirmasi identitas dan alamat lengkap ke email Care Kompasiana. Di luar dugaan, paket dari Kompasiana mengejutkanku H-1 hari ulang tahunku. 

Merchandise cantik Kompasiana | Dokumentasi pribadi 2024
Merchandise cantik Kompasiana | Dokumentasi pribadi 2024

Marchandise cantik ini berupa tote bag Kompasiana dan kantung kain serbaguna bertuliskan "Amsterdam" disertai jajan khas Belanda yang lezat "Stroopwafel" by Eten Maar. 

"Stroopwafel" atau sirup wafel merupakan kudapan khas Belanda dengan cita rasa cinamon yang manis, legit, gurih dan nagih... 

Ongelooflijk! Dankjewel...

Berawal dari Cinta

Masih lekat dalam ingatan di awal Desember 2023 lalu, aku menyimak Topik Pilihan Kolaborasi Kompasiana dengan Mr. Remco Vermuelen, seorang kandidat doktor di Universitas Erasmus Rotterdam Belanda yang menantang untuk berbagi cerita, pengalaman, opini, dan gagasan mengenai situasi serta penggunaan bangunan atau ruang dari era kolonial Belanda di Indonesia.

Aku langsung jatuh cinta... ini topik yang pas banget bagi aku yang suka sejarah dan peninggalan-peninggalannya, suka traveling ke tempat-tempat yang sarat dengan kekayaan sejarah dan budaya.

Sebagai seorang Arema aku bangga karena di kota kelahiranku ini banyak sekali bangunan-bangunan cagar budaya peninggalan era kolonial Belanda. Tak hanya itu, gastronomi kolonial pun masih lekat dan membudaya di kota ini. Dan itu, aku suka!

Ongelooflijk! Dankjewel...
Ongelooflijk! Dankjewel...

Sejak topik itu diangkat aku seolah tersulut untuk mengangkat sejarah bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang ada di kota Malang, tak perlu jauh-jauh karena sudah selalu ada di depan mata. Sepanjang hari lalu lalang di depannya...

Jujur aku bangga, dengan mengangkat topik ini aku merasa berkontribusi memperkenalkan kekayaan kota Malang yang mempunyai banyak sekali bangunan-bangunan indah dan megah peninggalan kolonial Belanda meski beberapa gedungnya sudah berubah menjadi perumahan modern atau rata dengan tanah karena termakan usia dan tergerus waktu.

Berawal dari cinta; cinta pilihan topiknya, cinta bangunan-bangunan sejarahnya, juga cinta pada Kota Malang tercinta aku pun menuliskan semuanya dengan gembira.

Topik Bangunan Peninggalan Kolonial Belanda di Kota Malang

Menjawab tantangan Kompasiana yang berkolaborasi dengan Mister Remco Vermeulen, aku pun menuliskan tentang keberadaan bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda di Kota Malang. 

Inginnya menulis semuanya, karena saking banyaknya aku hanya mampu mengupload bangunan-bangunan heritage yang paling aku kenal dan kukuasai. 

Tulisan-tulisan yang telah tayang di Kompasiana tersebut antara lain adalah :

Tampak sudah banyak, namun masih banyak lagi yang ingin kutulis dan kubagikan, mungkin di kesempatan berikutnya, semoga!

Sungguh tak disangka, tulisan-tulisan ini membuat aku terpilih menjadi salah satu dari 5 orang yang direspon oleh Mr. Remco Vermuelen. Harapanku tulisan-tulisan ini bermanfaat dan berguna bagi beliau dan bagi banyak orang sebagai khasanah kekayaan Indonesia akan bangunan-bangunan megah peninggalan kolonial Belanda.

Tetap Lestari

Tak dapat kita pungkiri, bangunan-bangunan bersejarah ini banyak yang hilang ditelan waktu dan rusak digerus keadaan dan kebutuhan manusia-manusia yang lahir dan tumbuh di era yang selalu baru dan berkembang secara digital.

Tugasku, tugas kita semua adalah tetap merawat dan sebisa mungkin menjadi salah satu orang yang melestarikannya secara kreatif sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita masing-masing.

Bagi kaum pengusaha muda kreatif dapat memanfaatkan bangunan-bangunan ini menjadi tempat estetik yang menunjang usaha mereka baik usaha kuliner, garmen atau lainnya tanpa mengubah dan merusak yang sudah ada. 

Bagi kita sebagai generasi yang tinggal menikmati, sudah seharusnya turut melestarikan dengan cara menjaganya dari upaya-upaya yang merusak atau dengan tidak melakukan tindakan merusak terhadap bangunan heritage ini.

Terima kasih Kompasiana dan Mister Remco

Tak ada lagi yang dapat kupersembahkan selain ucap limpah terima kasih kepada Kompasiana dan Mister Remco yang memilih aku sebagai salah satu orang yang menerima hadiah istimewa dari negeri Kincir Angin.

Semoga apapun yang sudah kugoreskan dalam tulisan-tulisan itu bermanfaat dan menjadi motivasi banyak orang untuk terus menulis keindahan, kebaikan, dan kekayaan budaya dan sejarah Nusantara Raya.

Salam hangat untuk Mister Remco Vermeulen, semoga sukses meraih gelar sebagai Doktor yang keren dan handal. Salam Lestari!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun