Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Coban Jahe Menyimpan Kisah Perjuangan Gerilyawan Indonesia Masa Penjajahan Belanda

31 Desember 2023   05:45 Diperbarui: 31 Desember 2023   06:44 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan tiket masuk Rp 10.000,- per kepala dan parkir Rp 5.000,- per motor. Jika teman-teman menggunakan mobil, parkir dikenai Rp 10.000,- per unit.

Pemandangan di sekitarnya juga sangat indah, sejuk, dan menarik. Beberapa titik terdapat spot foto yang bagus.

Flashback Masa SMA

Coban Jahe sekarang ini sangat jauh berbeda dengan Coban Jahe yang saya kunjungi bersama teman-teman SMIP (sekarang SMK Pariwisata) tahun 1994 silam.

Di semester ganjil tahun 1994 itu sekolah kami mengagendakan city sight seeing tour dengan bersepeda setiap sebulan sekali khusus kelas jurusan kami; Usaha Perjalanan Wisata (UPW).

Coban Jahe merupakan agenda kunjungan di bulan ke-3. Akses jalan raya masih belum ramai dan akses masuk ke area coban dari jalan raya utama masih sulit ditempuh karena belum beraspal.

Bisa kebayang cukup bekerja keras untuk mencapai area coban ini pada waktu itu. Berapa teman, sepedanya juga tidak kuat terus melaju. Coban ini belum banyak dikenal dan belum terkelola oleh pihak pemerintah.

Airnya segar dan aman untuk anak-anak bermain | dok. pribadi
Airnya segar dan aman untuk anak-anak bermain | dok. pribadi

Memasuki area ini tidak bisa dengan mengendarai sepeda. Sepeda kami parkir di rumah warga setempat dan kami memasuki coban dengan berjalan kaki sekitar 2 kilometer.

Kami memasuki area coban didampingi guru pengajar guiding yang saat itu juga menjabat sebagai kepala sekolah; alm. Bapak Drs. Rosyad Arief.

Sepanjang menyusuri jalan setapak di tengah hutan beliau menjelaskan sejarah Coban Jahe ini.

Saksi Bisu Perjuangan Gerilyawan Indonesia

Coban Jahe ini adalah saksi bisu gugurnya 38 tentara gerilyawan Indonesia karena kebrutalan tentara Belanda pada bulan Desember 1948.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun