Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ibu dari Ibuku

22 Desember 2023   06:30 Diperbarui: 22 Desember 2023   20:46 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lansia. (Sumber: Unsplash/Danie Franco via kompas.com)

Hingga suatu ketika perlakuan mereka berdua tidak dapat lagi aku biarkan begitu saja.

***

Malam ketujuh sepeninggal eyang putri, aku terpaksa ikut bicara dalam pertemuan keluarga. Aku tidak tahan melihat ibuku disudutkan dan dianggap menjadi penghalang keinginan mereka.

Kubacakan surat wasiat eyang putri di depan keluarga pak puh dan pak lik dengan ditemani paman Handoko pengacara kepercayaan eyang putri. Kulihat semua keluarga pak puh dan pak likku terhenyak. Aura wajah mereka tampak memerah dipenuhi amarah.

Dalam surat itu tertulis secara jelas bahwa rumah beserta pekarangan rumah ini sepenuhnya adalah hak ibuku. Pernyataan ini diperkuat dengan berkas sertifikat rumah yang sudah tertulis nama ibuku. 

Tertulis juga dalam surat itu pak puh dan pak lik sudah meminta haknya jauh sebelum eyang putri meninggal, bahkan nilainya dua kali lipat dari hak ibuku.

Mereka pergi tanpa pamit penuh murka. Ibuku hanya diam dan menangis sambil memeluk foto eyang putri saat masih muda. Wajahnya sangat mirip ibuku.

Aku mencintaimu Ibu, Selamat Hari Ibu. (Yy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun