Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Prakerin Tak Sesuai Jurusan Justru Berbuah Manis

22 Desember 2023   00:20 Diperbarui: 27 Desember 2023   12:02 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rashya sedang menggambar tokoh sepak bola dunia idolanya | Dokumentasi pribadi - 2021

Tak terasa sudah enam bulan anak lelaki saya melaksanakan Praktik Kerja Industri atau prakerin di sebuah studio dan galeri lukis.

Bulan Desember ini menjadi bulan terakhir masa prakerin di mana peserta didik harus membuat laporan hasil prakerinnya selama enam bulan itu.

Masih lekat dalam ingatan saya ketika anak saya merasa sangat kecewa dan sempat memberontak karena ia merasa tempat prakerinnya tidak sesuai dengan jurusannya; Animasi.

Namun di luar dugaan, di bulan terakhir masa prakerin ini justru dia menghasilkan buah karya yang bagi saya luar biasa.

Sebuah lukisan palet seorang perempuan penari Bali di atas kanvas besar 100cm x 120cm telah berhasil dia selesaikan selama dua bulan terakhir.

Hasil lukisan palet perdana Rashya - seorang perempuan penari Bali | Dokumentasi pribadi - 2023
Hasil lukisan palet perdana Rashya - seorang perempuan penari Bali | Dokumentasi pribadi - 2023

Terbersit haru bercampur bangga bahwa prakerin yang ia anggap salah tempat malah membuatnya semakin tahu passion-nya yang sebenarnya.

Masih terasa hangat dalam pikiran saya begitu banyak drama di awal-awal ia menjalani prakerin ini.

Awal prakerin yang baginya sulit, ia jalani dengan terpaksa dan sedikit membuatnya agak stres. Ia jadi mudah sakit dan tak jarang merasa enggan mengikuti prakerin.

Sebagai ibu saya sangat merasakan ketidaknyamanannya dalam menjalani prakerin ini. Saya hanya mampu memberikan support dan berusaha memberikan energi positif agar ia dapat melalui semua hingga selesai.

Hobi Menggambar Sejak Batita

Seni menggambar dan melukis sudah tampak sejak ia masih batita. Kegemaran corat-coretnya tak dapat dibendung, namun masih bisa dikendalikan.

Saat berusia 2,5 tahun si kecil Rashya diam-diam memenuhi tembok kamar omanya dengan coretan gambar kipas angin, mulai yang sebesar semut hingga yang besarnya melebihi badannya yang kecil.

Kami semua terheran-heran menyaksikan ini, karena tak terbayangkan oleh kami anak sekecil itu sanggup memenuhi tembok kamar dengan gambar yang besarnya melebihi badannya sendiri.

Bantal guling dia susun untuk mencapai ruang kosong yang lebih tinggi. Saya takjub sekaligus sedikit ngeri membayangkan kalau dia terjatuh dan terguling hingga ke lantai.

Ketika duduk di bangku sekolah dasar, semua buku tulis penuh dengan gambar di sekeliling lembaran bukunya. Buku gambar dari sekolah juga lebih cepat penuh daripada teman-temannya. Bahkan gambarannya sampai dibeli oleh beberapa temannya di sekolah.

Coretan Nova nama panggilan Rashya kecil ketika opname di RS (saat kelas 5 SD) | Dokumentasi pribadi
Coretan Nova nama panggilan Rashya kecil ketika opname di RS (saat kelas 5 SD) | Dokumentasi pribadi

Setiap bepergian ke mana saja buku gambar dan segala perlengkapannya tak pernah lupa ia bawa. Bahkan ketika harus opname di rumah sakit, waktu luang ia habiskan untuk mencorat-coret kertas.

Pelajaran Berharga Prakerin di Sebuah Studio Galeri

Sebagai peserta didik SMK jurusan Animasi, sudah semestinya jika ia melaksanakan prakerin di sebuah perusahaan animasi. Namun kenyataannya terjadi tidak sesuai dengan harapan. Dia memperoleh tempat prakerin di sebuah studio galeri lukis.

Banyak hal yang dikerjakan tak sesuai dengan jurusan yang ia pilih dan tak sesuai dengan yang diajarkan selama kelas X dan XI. Agak berat, namun harus diselesaikan hingga enam bulan ke depan.

Ia mengeluh ketika setiap hari diminta untuk membuat sketsa gambar. Kegiatan ini bergantian dengan praktIk membuat kanvas untuk melukis.

Pada bulan ketiga, ia diminta untuk menjadi tutor menggambar bagi anak-anak yang berkunjung ke sanggar di sebuah restoran yang bekerja sama dengan studio galeri.

Sesekali ia juga menjadi waitress atau pramu saji di restoran tersebut. Tak jarang ia juga diminta terjun ke bagian dapur untuk membantu membersihkan dapur dan mencuci peralatan makan yang telah dipakai.

Dalam kurun waktu empat bulan, ia sudah terampil dengan rutinitas prakerin yang dia jalani. Beragam kegiatan yang notabene berbeda dengan jurusan Animasi yang ia pilih dan pelajari selama ini dapat ia kerjakan dengan baik sesuai dengan rundown jurnal kerja yang harus dilaksanakan.

Menginjak bulan keempat, anak lelaki saya ini sudah diberikan tantangan melukis di atas kanvas yang berukuran besar dengan lebar 100 cm dan panjang 120cm.

Ia memilih melukis seorang perempuan penari Bali, yang menurutnya sangat identik dengan keanggunan dan sebuah ekspresi cinta akan budaya nusantara.

Tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Setiap hari ia menyelesaikan lukisan sembari mengerjakan tugas-tugas yang lain. Alhasil lukisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Buah manis telah ia petik, bukan hanya lahirnya sebuah buah karya berwujud lukisan, namum lebih dari itu. Wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan baru serta pengalaman kerja yang kompleks telah ia peroleh. 

Yang istimewa adalah bahwa ia telah menemukan passion-nya yang sebenarnya. Sebuah pelajaran berharga telah ia peroleh dan hasil akhir telah ia menangkan.

Rashya (nama anak lelaki saya) telah berhasil mengalahkan keinginan diri pribadinya dengan menghasilkan buah karya yang spektakuler. 

Mengapa saya bilang spektakuler? Sebab yang ia hasilkan merupakan buah karya yang mempunyai daya jual (tinggi) sebagai karya seorang pemula. 

Setia Melakukan yang Terbaik

Kisah ini tak lebih dari sebuah sharing pengalaman. Saya yakin banyak kasus yang sama menimpa sebagian anak menjalani prakerin di tempat yang tak sesuai dengan jurusannya. 

Saya juga yakin pasti terdapat ribuan pertanyaan dari orangtua mengapa semua ini dapat terjadi. Jawabannya, tanyakan saja pada angin yang berhembus (bukan pada rumput yang bergoyang).

Yang terpenting adalah tetap setia melakukan yang terbaik selama kita mampu mengerjakannya. Jika tidak mampu segera dikomunikasikan pada pihak sekolah dan koordinator penanggung jawab kegiatan prakerin agar mendapatkan solusi yang tepat.

Tetapi jika kita berniat untuk berusaha setia menjalani semuanya dengan baik maka bisa jadi akan muncul karakter dan passion kita yang sebenarnya. Sebab ditempatkannya kita di suatu tempat berbeda dengan jurusan yang seharusnya, pasti ada alasan tepat yang mendasarinya.

Pengalaman prakerin yang seperti ini justru akan menjadikan diri kita seorang yang mandiri, berwawasan luas, dan mempunyai banyak kemampuan di luar dugaan.

Tetap semangat! (Yy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun