Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Surabi Khas Bandung Menjadi Kuliner Favorit di Malang

16 Desember 2023   17:40 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:26 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabi Imut Telor topping keju teman minum kopi susu | dok. pribadi 

Serabi kuah :

  • Berbahan tepung beras dan tepung terigu dicampur dengan kelapa
  • Dimasak di atas wajan atau teflon atau cetakan khusus
  • Disajikan dengan saus santan dan kinca (gula aren cair)

Pada dasarnya serabi atau surabi ini sama, hanya jenisnya saja yang berbeda sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing.

Suasana Pasar Klojen di malam hari, depan kios Surabi Imut | dok. pribadi 
Suasana Pasar Klojen di malam hari, depan kios Surabi Imut | dok. pribadi 

Tertulis di Serat Centhini

Sama halnya dengan kue putu dan lebih dari 20 jenis jajanan tradisional lainnya, surabi atau serabi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram (1814-1823). 

Baca juga :

https://www.kompasiana.com/yycorjesu/6568389212d50f79f0290762/kue-putu-tersurat-dalam-serat-centhini-dan-lama-dikenal-di-negeri-tirai-bambu

Hal ini dibuktikan dengan sering disebutnya jajanan ini dalam Serat Centhini yang merupakan karya sastra yang ditulis oleh pujangga-pujangga keraton Surakarta atas perintah Pakubuwana V.

Pada tembang atau pupuh ke-157 bait 18 dikisahkan bahwa jajanan serabi ini merupakan salah satu jenis yang dijajakan di halaman rumah saat ada pertunjukan wayang kulit di malam hari.

Pada pupuh ke-157 bait 7-8 juga disebutkan bahwa terdapat sembilan macam serabi yang merupakan bagian dari makanan yang digunakan sebagai sajen ketika ada pertunjukan wayang kulit dan upacara ruwatan.

Budaya Asing

Selain dari adaptasi budaya tradisional nusantara, jajanan ini juga diyakini dipengaruhi oleh budaya kuliner India (Selatan), Sri Lanka, dan Belanda. 

"Hopper" dari Sri Lanka | Sumber: theculturetrip.com by Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun